Sambung rasa dengan para PKB merupakan upaya untuk memperkuat komitmen dalam membantu KRS dan masyarakat luas.
JAKARTA - Seratus Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang berasal dari seluruh kabupaten di Provinsi Bali, pada Senin, (23/12/2024), berkumpul di Kota Denpasar, Bali. Mereka datang di ibu kota pulau dewata itu untuk silaturahmi dengan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji.
Banyak hal yang disampaikan oleh Wihaji dalam acara itu. Kali pertama, mantan Bupati Batang, Jawa Tengah, itu mengapresiasi peran para PKB yang selama ini merupakan ujung tombak program keluarga berencana dan pengentasan stunting di Indonesia. Dirinya memotivasi agar para PKB terus hadir membantu Keluarga Berisiko Stunting (KRS) dengan sepenuh hati.
Sambung rasa dengan para PKB merupakan upaya untuk memperkuat komitmen dalam membantu KRS dan masyarakat luas. Diharap setiap langkah yang dilakukan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi generasi mendatang.
“Ayo para PKB hadir pada para KRS dengan sepenuh hati”, tegasnya. “Kita tidak pernah tahu, mereka yang kita dampingi hari ini, mungkin kelak akan menjadi orang yang sehat, cerdas, bahkan melebihi diri kita”, tambahnya.
Dihadapan para PKB, alumni Pascasarjana UNJ itu mengandaikan peran BKKBN dan PKB dengan filosofi yang ia sebut ‘Flower, Bee, and Honey’. “Flower itu bunga, artinya kita harus hadir seperti bunga yang indah, menarik, sehat, dan semoga wangi. Kehadiran Kita harus membawa kebaikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan pelayanan dan pembinaan,” jelasnya.
Melalui filosofi itu, BKKBN berkomitmen menjadi lembaga yang responsif, efektif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. “Harus memastikan kehadiran Kita benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Jika ada BKKBN, masyarakat harus bersyukur karena itu berarti ada solusi, ada harapan, dan ada masa depan yang lebih baik”, harapnya.
Dirinya berharap kehadiran BKKBN, melalui PKB, dapat menjadi berkah bagi masyarakat. Ditegaskan pentingnya pelayanan yang sederhana, ramah, dan berfokus pada kebutuhan masyarakat. Dalam visi barunya, BKKBN juga akan mengadopsi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.
“Sebentar lagi kita akan gunakan AI. Tidak perlu banyak diskusi, workshop, atau seminar. Sesuai arahan Presiden, langsung terjun ke lapangan. Yang tahu kondisi lapangan adalah Bapak-Ibu sekalian yang berada di lini terdepan,” tegasnya.
Lebih lanjut disebut tugas utama BKKBN adalah mencegah dan menggerakkan. Melalui kolaborasi erat antara BKKBN pusat, daerah, dan para PKB. Wihaji optimis target pengurangan stunting dapat tercapai dengan lebih cepat.
“Kementerian ini fokus pada pencegahan dan penggerakan. Maka dari itu, Saya mengajak Bapak-Ibu untuk semakin aktif di lapangan, mendekati masyarakat, mendengarkan kebutuhan mereka, dan memberikan solusi yang nyata”, ujarnya.
Ketua Panitia Penyelenggara acara itu, I Kadek Dwi Prisaadi, S.Sos, merinci jumlah PKB yang ada di Bali. Dijelaskan, jumlah PKB dengan status PNS sebanyak 166 orang, Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K) 165 orang, tenaga kontrak 120 orang. Total berjumlah 451 orang dengan jumlah desa/kelurahan di Provinsi Bali menurut BPS di tahun 2022 sebanyak 717 desa/kelurahan.
Dengan melihat data di atas, ada ketimpangan antara jumlah pegawai lini lapangan dengan jumlah wilayah binaan yang ada. Andai tenaga lini lapangan kontrak kembali diambil pemerintah daerah untuk menjadi tenaga P3K daerah non PKB, maka hampir 65% wilayah binaan tidak mempunyai tenaga lini lapangan atau terjadi kekosongan wilayah. Sehingga provinsi Bali mempunyai tenaga lapangan yang tidak maksimal.*
Silaturahmi itu ditutup dengan sesi dialog interaktif antara Mendukbangga dan para PKB. Dalam kesempatan tersebut, para PKB berbagi cerita lapangan serta tantangan yang dihadapi dalam melayani masyarakat. Semangat dan optimisme yang ditularkan Wihaji diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mereka untuk terus menjalankan tugas mulia mereka dengan penuh dedikasi.