
SURABAYA-Nomor Pasangan Putri Cabor Bridge Porprov Jatim VIII – 2023 sudah menyelesaikan pertandingan kemarin (13/9). Medali nomor ini diraih oleh 4 daerah berbeda. Emas disabet Kota Blitar, perak Kota Surabaya, Kabupaten Blitar dan Jember masing-masing meraih perunggu.
Cabor bridge Poprov Jatim 2023 diikuti oleh 185 atlet Bridge KU 23 dari 20 Kabupaten/Kota. Peserta nomor Putri sebanyak 42 pasangan dari 19 Kabpuaten/Kota. Pertandingan berlangsung dalam 2 tahap. Babak penyisihan dimainkan Selasa (12/9). Babak final berlangsung kemarin (13/9) yang diikuti 12 pasangan terbaik dari babak penyisihan.
Setelah menyelesaikan 11 ronde babak Final, pasangan Annisa Dewi Nur Ilma - Alya Mustika Putri dari Kota Blitar menduduki peringkat 1 dengan perolehan total 179 Match Point (MP). Pasangan ini meraih medali emas. Di posisi 2 sekaligus meraih medali perak pasangan Kota Surabaya Alifah Nur Fadhilah – Zakkia Nur Rizqi Fauziah dengan 173 MP. Pasangan Ervin Nadhifa Nur Aulia – Siti Ramadhani Aisyah dari Kubupaten Blitar dan pasangan Lusiana Safira – Nafulatus Shalihah dari Kabupaten Jember masing-masing meraih medali perunggu.
Pelatih Kabupaten Blitar Devi Christian mengatakan bahwa hasil Pasangan Putri tidak diduga sebelumnya. Sebenarnya yang disiapkan adalah pasangan yang berbeda. Namun karena ada kendala atlet yang sakit maka dilakukan perombakan.
“Ada atlet yang sakit. Kami melakukan perubahan pasangan. Bridge adalah olah raga berpasangan. Merombak pasangan mendekati pelaksanaan berisiko. Tapi terpaksa karena ada yang sakit. Solusi yang kami ambil pasangan baru ini intensif latihan online dalam 10 hari terakhir menjelang Porprov.”, kata Devi Christian.
Kota Blitar banyak menurunkan atlet muda. Dari 8 atlet yang diturunkan pada Porprov ini ada 4 orang yang masih berstatus pelajar. Kontingen Kabupaten/Kota yang lain juga. Tercatat dari 185 atlet bridge peserta Porprov Jatim 2023 ini ada 70 atlet berstatus pelajar. Bagi cabor bridge potensi ini cukup menjanjikan.
Jatim pada cabor bridge adalah provinsi terbanyak jumlah atlet bridge usia muda, dengan prestasi nasional dan internasional. Capaian bridge Jatim ini adalah salah satu buah dari keberanian KONI Jatim membatasi usia atlet-atlet peserta Porprov. Keberanian Jatim ini mendapat apresasi dari PB Gabsi. Tonny Sastramihardja anggota Badan Pembina PB Gabsi menyampaikan penghargaannya.
“Prakarsa dan keberanian KONI dan Gabsi Jatim untuk membatasi usia peserta Porprov sungguh patut diapresiasi. Sangat luar biasa. Hal ini menunjukkan keseriusan Jatim dalam mempersiapkan regenerasi atlet untuk jangka menengah dan jangka panjang. Sebuah kompetisi yang keras dan bergengsi tentu akan menjadi motivasi luar biasa bagi peserta yang mayoritas adalah Mahasiswa atau Pelajar.”, kata Abah Ton, panggilan akrab Tonny Sastramihardja.
Abah Ton menambahkan bahwa permainan bridge sejatinya sangat memungkinkan dimainkan oleh seorang atlet hingga usia 80 tahun bahkan lebih. Hal yang positif karena atlet dapat bermain dalam jangka panjang.
“Tapi, ini dapat juga menjadi buah simalakama. Lebih dari 30 tahun pemain bridge papan atas di Indonesia yg bermain di PON dan apalagi menjadi Anggota Tim Nasional sepertinya hampir tidak banyak berubah. Keadaan tersebut menjadikan kekhawatiran dan keprihatinan bagi banyak pencinta bridge terkait dengan regenarasi atlet. Catatan prestasi Bridge Indonesia di tingkat Asean, Asia, bahkan Dunia adalah luar biasa. Hal ini perlu dipertahankan dengan melakukan regenerasi atlet.”, pungkas Abah Ton, yang juga merupakan Presiden Ganesha Bridge Club. Meski pun baru berusia 3 tahun, Ganesha Bridge Club secara rutin menggelar turnamen besar di Indonesia dan dikenal sangat peduli dengan pemasalan dan pembinaan prestasi bridge bagi para remaja, pelajar dan mahasiswa. (Bambang Priambodo)