Nyali Itu Bukan Lantang

Media bertanya: Ini sudah disegel berkali-kali apakah mereka akan patuh?
Anies dengan kalem menjawab tanpa teriak-teriak: Anda mau coba-coba sekarang, Anda akan ketemu batunya.

Nyali itu bukan lantang. Nyali itu bukan menjadikan sebuah masalah yang menghebohkan masyarakat, lalu banyak orang hadir bersuara. Dengan pendapatnya sendiri sambil mengayuh popularitas.

Nyali itu bukan membiarkan semua pejabat bicara dari sudut pandangnya sendiri baik yang pro dengan memberi pembelaan mengada - ada. Bahkan ada pula buzzer yg dikerahkan.

Ada kehebohan Pagar Laut. Ada PSN. Ada PIK 2. Lalu segalanya menjadi carut-marut. Pagar laut seolah menjadi aksi heroik.

Namun PIK 2 dan PSN berseliweran opini yang saling bertolak belakang. Antara kementerian kelautan dan Menteri ATR.

Di saat awal Anies menjadi Gubernur Jakarta, muncul persoalan reklamasi. Dia pelajari aturan. Dia meminta pendapat para ahli lingkungan dan kemudian ambil tindakan. Menghentikan.

Tanpa menjadikannya sebagai karnaval. Kemudian selama lima tahun dia memimpin selalunya diganggu. Itu adalah konsekuensi dari keberpihakan. Konsekuensi dalam membuat leputusan yang berpihak lepada warga Jakarta.

Ada tiga pulau yang telah berdiri, bahkan program Tv One (Fakta) tidak bisa memasuki area itu.

Anies berkata Ini adalah air kita. Ini adalah tanah kita ini adalah Tanah Air kita. Semua warga negara tak boleh dihalangi. Maka pulau itupun dibuka untuk bisa diakses oleh seluruh masyarakat.

Ada banyak bangunan yang sudah dibangun tanpa IMB di area itu. Anies menyegelnya. Mereka tak berani melawan. Menyetop pembangunan sama sekali. Sampai ada putusan pengadilan.

Keberanian memainkan aturan itu luluh lantak, mereka tahu siapa Gubernur yang dihadapi. Seorang Gubernur yang tak berniat merupiahkan amanah yang diembannya. Yang tak mau berkompromi dengan pengusaha (pengembang) yang terbiasa memainkan aturan.

Lalu setelah keputusan pengadilan keluar, mereka membayar denda.
Baru kemudian Anies mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan setelah keputusan pengadilan. Setelah aturan itu ditegakkan. Setelah denda yang harus dibayarkan mereka tunaikan.

Butuh nyali untuk menegakkan aturan. Bukan pidato dengan lantang lalu tak ada kejelasan.

Persoalan 14 Pulau Reklamasi Jakarta selesai, izinnya dicabut. Mereka menggugat kepengadilan dan dihadapi mereka mengdapi kekalahan pahit.

Lalu PSI dan Para Buzzer Otak Dikit bekerja. Lima tahun Anies bekerja selalu dan selalunya dihantam beragam fitnah. Dan sialnya mereka selalunya dilindungi penguasa.

Ada tiga pulau lainnya yang sudah berdiri (tidak mungkin untuk digerus kembali karena dampak lingkungannya akan lebih parah.)

Seluruh warga negara indonesia bisa mengakses ketiga pulau itu. Tidak ada lagi negara dalam negara.

Bahkan Anies membuat Upacara 17 Agustus di pulau itu. Yang merupakan pesan kepada semua. Bahwa wilayah ini adalah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bukan wilayah miliknya segelintir orang.

Dan kemudian Anies pun dimusuhi tak ada habisnya. Karena dia berpegang teguh kepada aturan. Penjegalan demi penjegalan terjadi.

Karena nyali itu bukan cuma lantang.

https://www.instagram.com/reel/DFLUWVbzrjV/?igsh=MXZycnU5bmNyM2RjMw==

Geisz Chalifah, Kolumnis