
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi�i.
JAKARTA - Kisah One Piece yang tengah viral ikut menjadi perhatian Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i. Wamenag melihat itu sebagai bagian fenomena budaya populer di kalangan generasi muda.
“Saya memahami One Piece itu manga anime atau kartun fiksi yang mengangkat semangat anti-penindasan, anti-penjajahan, dan anti-ketidakadilan. Nilai anti penindasan kan positif. Nilai anti penjajahan juga positif. Ini termasuk nilai yang juga diperjuangkan Presiden Prabowo melalui semangat kemandirian bangsa,” ujar Wamenag di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
“Jika ada anak muda senang dengan kisah fiksi One Piece, kita bisa ajak mereka untuk mendukung program terbaik Presiden dan semangat serta energi itu bisa kita arahkan untuk mengibarkan dan membela Merah Putih. Jadi kita bisa arahkan itu untuk memperkuat nasionalisme. Nakama kibarkan Merah Putih,” tegasnya.
Kisah fiksi One Piece ditulis pada akhir tahun 90-an oleh penulis dari Jepang, Eiichiro Oda. Di Indonesia, kata Wamenag, juga banyak kisah pahlawan, para pejuang bangsa dan itu kisah nyata, bukan fiksi. “Kisah-kisah pahlawan ini bisa dikemas juga dalam bentuk rangakain saga kejuangan pahlawan yang sarat nilai dan itu kontekstual dengan Indonesia,” papar Wamenag.
“Ini bisa manjadi langkah inovatif dalam memperkuat semangat kebangsaan di tengah tren budaya populer. Kita minta anak muda ambil nilai kepahlawanan untuk membela Merah Putih,” tandas Wamenag.
Langkah-langkah ini, lanjut Wamenag, diharapkan mampu menjadi pendekatan kultural yang efektif dalam memperkuat semangat kebangsaan generasi muda, tanpa menegasikan identitas dan kegemaran mereka terhadap budaya populer global.
Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya upaya penguatan nasionalisme. Ia melaporkan bahwa pihaknya telah merumuskan aksi nyata dalam upaya menguatkan nasionalisme bangsa, misalnya: menghidupkan kembali upacara di lembaga pendidikan, membiasakan menyanyikan lagu kebangsaan, dan lainnya.
Dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan, Ditjen Pendidikan Islam akan mengadakan lomba paduan suara dengan dua kategori lagu, yaitu: Mars Madrasah dan lagu Bendera Merah Putih. Lomba ini tidak hanya untuk madrasah, tetapi juga melibatkan sekolah-sekolah keagamaan lainnya.
"Kedua, kami akan menggelar lomba film pendek bertema nasionalisme. Ini menjadi salah satu cara kreatif untuk menumbuhkan semangat cinta Tanah Air di kalangan generasi muda," tuturnya.