Pemerintah Respon Kasus Ibu Gantung Diri dan Dua Anaknya di Bandung
Ilustrasi | Foto: istimewa

BANDUNG - Pemerintah menyampaikan belasungkawa mendalam atas peristiwa tragis yang menimpa seorang ibu berinisial EN (34) beserta dua anaknya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya penguatan perlindungan sosial, layanan kesehatan mental, serta dukungan ekonomi dan psikososial, khususnya bagi perempuan dan keluarga rentan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan duka cita atas kejadian yang menimpa keluarga EN di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran.

“Saya menyampaikan belasungkawa yang sangat mendalam atas peristiwa memprihatinkan ini. Saya telah menugaskan pejabat eselon I dan staf Kemenko PMK untuk hadir langsung ke rumah duka, sekaligus berkoordinasi dalam memberikan dukungan segera kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujar Menko PMK, Minggu (7/9).

Menurut Pratikno, kejadian ini menggambarkan kompleksitas tekanan yang dihadapi banyak keluarga, termasuk tekanan ekonomi, konflik domestik, dan keterbatasan akses terhadap layanan dukungan mental dan sosial.

“Kehilangan ibu dan anak-anaknya adalah luka bagi seluruh bangsa. Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa sistem perlindungan sosial harus lebih peka, lebih cepat, dan lebih hadir,” tegasnya.

Saat ini, pemerintah melalui Kemenko PMK bersama kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, serta pemerintah daerah, sedang memperkuat langkah-langkah responsif, termasuk:

  • Penyediaan layanan konseling dan dukungan psikososial bagi keluarga korban

  • Penguatan deteksi dini risiko kekerasan dan gangguan kesehatan mental

  • Perluasan akses perlindungan sosial dan ekonomi bagi kelompok rentan

Wakil Menteri PPPA Veronica Tan juga menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa ini. Ia menekankan perlunya aksi bersama lintas sektor pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha untuk menciptakan sistem dukungan yang lebih tangguh bagi perempuan, terutama ibu sebagai pilar utama keluarga.

“Ini adalah panggilan darurat bagi kita semua untuk memperkuat jejaring perlindungan sosial, akses layanan konseling, serta dukungan ekonomi produktif bagi perempuan,” tegas Veronica.

Kementerian PPPA sendiri telah menginisiasi sejumlah langkah konkret, seperti:

  • Penguatan layanan pengaduan SAPA129

  • Percepatan pembentukan UPTD PPA di seluruh kabupaten/kota

  • Pengembangan program pemberdayaan ekonomi perempuan

“Namun, kasus ini menunjukkan bahwa kita harus bergerak lebih cepat, lebih terpadu, dan lebih berani dalam membuat terobosan,” lanjutnya.

Veronica juga mengajak seluruh perempuan, khususnya para ibu yang sedang menghadapi tekanan hidup, untuk tidak memendam masalah sendirian.

“Kepada semua ibu di Indonesia: Anda tidak sendiri. Ada banyak pihak yang siap membantu. Silakan hubungi SAPA129, dinas PPPA setempat, atau komunitas perempuan di sekitar Anda. Bantuan selalu tersedia,” katanya.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk turut serta menjadi bagian dari sistem perlindungan sosial dengan:

  • Mengenali tanda-tanda tekanan psikologis pada orang terdekat

  • Memberikan dukungan emosional kepada sesama

  • Tidak menormalisasi kekerasan dalam rumah tangga atau beban berlebih pada ibu

  • Menghubungkan individu rentan dengan layanan bantuan profesional

“Tragedi ini menjadi momentum untuk kita semua negara, masyarakat, dan keluarga agar tidak ada lagi perempuan yang merasa bahwa mengakhiri hidup adalah satu-satunya jalan keluar. Semua nyawa berharga, dan semua masalah bisa dicari solusinya bersama,” pungkas Pratikno