Pengamat: Berdirinya Partai Baru Anies jadi Momen Perbaiki Sistem Kepartaian

JAKARTA - Pernyataan Anies Baswedan akan membentuk partai politik sendiri yang berbeda dengan partai yang sudah ada harus disambut dan didukung. Bisa menjadi momen untuk memperbaikan sistem kepartaian yang sudah banal.

Pengamat politik dan ekonomi dari UI Watch Hasril Hasan menyatakan hal itu, Senin, 2 September 2024 menyikapi usaha dan upaya yang dilakukan Anies setelah dia gagal menjadi Cagub Jakarta walaupun survei menyebutkan dia akan menang jika ikut bertarung.

"Kita menyaksikan praktik politik tanpa moral yang diperlihatkan partai-partai yang bersekutu dengan kekuasaan yang anti-demokrasi yang melakukan berbagai cara tanpa dasar etika dan kepatutan menjegal Anies. Mereka takut sekali pada gerak-gerik politik Anies," kata alumni Fakultas Ekonomi UI tahun 1967 itu.

Hal tersebut terjadi, katanya, karena politik dijalankan tanpa ideologi. Semua berdasarkan intuisi politik lama yang bercorak Machiavellis dengan naluri kebinatangan yang tinggi. "Itulah yang dipraktikkan dunia politik sejak era reformasi. Sebuah praktik ironis di tengah gerakan reformasi yang menginginkan perubahan," katanya.

Dapat dukungan rakyat

Karena itu, dia optimis, partai politik baru yang akan didirikan Anies akan mendapat sambutan dan dukungan rakyat, terutama kelas menengah terdidik yang saat ini mengharapkan perubahan. Dukungan itu sangat tinggi. Sebuah survei dari sebuah podcast menyebut dukungan hingga 76 persen.

Hasil survei itu, tambahnya, menunjukkan dengan jelas rakyat menginginkan perubahan dan tidak lagi percaya partai-partai yang ada bisa menjadi alat artikulasi politik mereka. Mereka mengharapkan partai baru yang bisa menjadi tumpuan rakyat untuk perubahan.

Orang banyak yang pesimistis bahwa Anies akan menghadapi kendala pendanaan. Tetapi Hasril menyatakan masalah itu bisa ditutupi jika dukungan rakyat sangat besar. Banyak sekali gerakan politik yang membawa aspirasi perubahan bisa menjadi besar jika menghendaki.

"Kita bisa menyebut Partai Demokrat yang didirikan untuk kendaraan politik SBY maju Pilpres 2004. SBY tidak mengeluarkan biaya besar. Anies bisa melakukan hal serupa tanpa dana yang besar. Apalagi dukungan kepada Anies jauh lebih besar dari pada SBY. Karena itu bisa diduga Anies akan lebih besar," demikian Hasril Hasan.