Pengembangan Wirausaha Sempol dan Pertukangan di LPKS Rumah Hati Jombang
Anak-anak Binaan Rumah Hati Jombang berlatih wirausaha Sempol

Yusti Probowati, NKE Triwijati, Ina Sahetapy, Ayuni - Universitas Surabaya

Sesuai amanah UU 11 tahun 2012 tentang peradilan anak, dalam penyelesaian masalah anak yang berkonflik dengan hukum diperlukan LPKS (Lembaga Penyedia Kesejahteraan Sosial). Shelter Rumah Hati Jombang adalah semacam LPKS yang bertujuan membantu anak-anak yang berkonflik dengan hukum siap kembali ke masyarakat. Shelter ini berdiri tahun 2011 dan melakukan pendampingan bagi anak-anak berkonlflik dengan hukum yang menjalani diversi maupun yang keluar dari LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak)  Blitar. Diversi adalah penyelesaian masalah diluar peradilan pidana. Anak-anak binaan di Rumah Hati seluruhnya laki-laki dan diperoleh dari beberapa lembaga seperti P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak), BAPAS (Balai Pemasyarakatan), Kejaksaaan, Pengadilan ataupun LPKA. Kasus-kasus kriminal yang dilakukan anak-anak kebanyakan kasus asusila, pencurian, penadahan. Mereka berasal dari daerah sekitar Jombang antara lain Nganjuk, Madiun, Surabaya, dan Surabaya. Anak-anak ini tinggal di shelter Rumah Hati antara 4 sd 6 bulan dan belajar tentang ketrampilan hidup. Pendamping Rumah Hati mengajarkan tentang kedisiplinan sehari-hari seperti bangun pagi, membersihkan badan, membersihkan rumah maupun memasak untuk mereka sehari-hari. Selain itu diberikan kegiatan seperti belajar bahasa Indonesia, PPKN, agama, sholat serta membaca Al Quran. Guna untuk bekal setelah keluar dari Rumah Hati, maka anak-anak diberikan ketrampilan seperti membuat kerajinan keset, membuat sablon kaos, dan tas belanja.

Shelter Rumah Hati bekerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Surabaya mendapatkan Hibah PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) DIKTI tahun 2024 tentang pelatihan ketrampilan wirausaha sempol dan pertukangan pada anak-anak dan alumni shelter Rumah Hati Jombang. Wirausaha dipilih karena anak-anak dengan latarbelakang pernah melakukan tindak kriminal sulit untuk mendapatkan pekerjaan di sektor swasta/perusahaan ataupun di lembaga pemerintah. Pengalaman belajar berwirausaha untuk produk yang sederhana sekaligus belajar pemasaran sederhana diharapkan dapat menjadi bekal kemandirian. Dari sisi psikologi pelatihan wirausaha dapat meningkatkan kepercayaan diri, selain dapat menjadi bekal hidup di masa yang akan datang .Wirausaha sempol dan pertukangan gantungan kunci dipilih karena mudah, murah dan disukai anak-anak. Langkah yang dilakukan dalam kegiatan wirausaha sempol dan pertukangan gantungan kunci adalah sbb :

  1. Bulan Juli dan Agustus 2024, tim dari Universitas Surabaya (UBAYA) memberikan pelatihan wirausaha pada pendamping agar dapat memotivasi anak-anak bersedia berwirausaha.
  2. Bulan Agustus 2024 pendamping mulai memberikan pelatihan pelatihan wirausaha dan pertukangan, mulai dari survey tempat berjualan sempol frozen dan berlatih menggoreng sempol dengan telur, menetapkan tempat menjual sempol. Pada pertukangangantungan kunci  juga dilakukan survei harga, jenis yang laku serta dimana lokasi penjualan. Diputuskan gantungan kunci akan dijual di daerah pesantren di Jombang dan secara online. Pendamping juga mengajarkan cara menghitung laba rugi serta menetapkan harga jual.
  3. Wirausaha pertukangan gantungan kunci sudah dilakukan secara online sejak bulan Agustus 2024 dan wirausaha sempol dilakukan di acara di lapangan Universitas Darululum tanggal 2 september 2024.
  4. Anak-anak binaan menjadi lebih mandiri dan belajar bertanggungjawab atas tugas yang diberikan kepadanya. Dengan memiliki ketrampilan ini diharapkan mereka tidak kembali melakukan kriminalitas.