
Terowongan fase 2A. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).
JAKARTA - Per Mei 2025, perkembangan konstruksi fase 2A lin utara—selatan telah mencapai 48,90 persen. Angka tersebut melampaui target 47,91 persen. PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan pada akhir 2025 mendatang, konstruksi dapat menyelesaikan 53,29 persen pekerjaannya.
Pada bulan yang sama, paket kontrak CP201 Stasiun Thamrin dan Monas telah mencapai 87,87 persen dengan sejumlah pekerjaan utama seperti instalasi dan pengujian eskalator, ekskavasi entre Stasiun Thamrin, hingga finishing pekerjaan arsitektural di Stasiun Monas masih terus dikerjakan. PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan pada akhir 2025 mendatang, CP201 akan menyelesaikan 91,62 persen pekerjaannya sehingga pada 2027 mendatang, kedua stasiun ini telah dapat beroperasi.
Progress signifikan juga terlihat di area konstruksi CP 202, yaitu Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar. Per 25 Mei, proyek telah mencapai 52,27 persen dari target 48,03 persen. Pekerjaan ekskavasi dan pengecoran masih terus dikerjakan di ketiga stasiun tersebut.
Tim konstruksi sedang mempersiapkan pekerjaan pembangunan terowongan dan stasiun bawah tanah empat tingkat di bawah tanah pertama di Indonesia tersebut. Di luar pekerjaan sipil, tim konstruksi juga sedang mempersiapkan pengoperasian mesin bor terowongan 2 dan meneruskan produksi tunnel segment.
Sedangkan di paket kontrak CP203 yang mengerjakan Stasiun Glodok dan Kota, perkembangannya telah mencapai 73,32 persen dengan sejumlah pekerjaan utama mencakup pembuatan akses maintenance di terowongan, struktur tangga dan dinding di bok stasiun, hingga pemasangan OTE Duct, dan pembangunan struktur tangga akses pemadam kebakaran. ?Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (seperti; instalasi pipa, ducting, cable ladder dan cable tray) juga masih terus dilakukan.
Selain pekerjaan sipil stasiun, pembangunan fase 2A juga mencakup CP205 sistem perkeretaapian dan rel yang per 25 Mei telah mencapai 15,32 persen. Seluruh rel telah tiba di Jakarta dan sedang dalam penyelesaian proses pengiriman ke lokasi konstruksi. Tim konstruksi juga memastikan produksi bantalan rel (sleeper) terus dilakukan.
CP 206 rolling stock (ratangga) sedang proses market sounding dengan calon kandidat potensial untuk melakukan re-bidding. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang proses klarifikasi dokumen tender.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.
Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit-oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.