Sekian puluh tahun Indonesia Merdeka, para penganut Hindu Tamil tak memiliki tempat untuk mereka beribadah di Jakarta. Mereka tak mendapat izin membangun kuil untuk mereka beribadah.

Kemudian Anies Baswedan terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Oleh PSI, Anies disebut-sebut sebagai Gubernur INTOLERAN dan DISKRIMINATIF.

Sebagai Gubernur yang Intoleran dan Dikriminatif terhadap agama lain. Anies sebagai Gubernur membuat kebijakan, Pemprov DKI memfasilitasi pembangunan kuil tersebut.
Menurut Anies, kadilan dan kesetaraan berlaku untuk semua.

Pemuka agamanya berkata: Sejak Indonesia merdeka baru kali ini kami mendapat kesempatan membangun rumah Ibadah kami.

Tak hanya sampai disitu, Anies yang INTOLERAN dan DISKRIMINATIF itu, bolak-balik ke Cilincing. Memberikan fasilitas pembakaran mayat, merapikan jalan dan taman di seputar pure. Hingga pemuka agamanya berkata: Sepuluh Gubernur sudah kami lalui namun baru Pak Anieslah yang memberikan perhatian sungguh - sungguh kepada kami. Sudah 6 kali Pak Anies datang ke pura ini.

Anies semakin nampak INTOLERAN dan DISKRIMINATIF Kebijakannya. Dia membuat acara Christmas Carol di ruang - ruang publik menjelang Natal yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Puluhan gereja diberikan IMB, bahkan empat di antaranya telah puluhan tahun tak mendapatkan IMB. Anies dengan kebijakan Intoleran dan Diskriminatif itu.

Membuat seorang pendeta mengatakan saat menerima IMB: Ini adalah hadiah Natal terindah bagi kami.

Setelah beberapa waktu berselang. Pembangunan Kuil Hindu Tamil itu tuntas, kuil itu menjadi kuil terbesar di Asia Tenggara.

Para menteri hadir untuk upacara peresmian. Para pejabat di acara itu berbicara dengan bangga. Atas keberhasilan pembangunan kuil tersebut.

Lantas di manakah Anies saat peresmian kuil itu?

Anies tak berada di lokasi.
Anies tak diundang.

Orang - orang yang mengklaim sebagai paling toleran dan pluralis itu tak tahu kata yang namanya: Terima kasih.

https://www.instagram.com/p/DF2Ix96zdve/?igsh=cXlxZTRna2NvODlw

Geisz Chalifah