
Foto: ist
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memberikan perhatian serius terhadap kondisi psikologis peserta didik dan warga terdampak pasca-insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, yang terjadi pada Jumat (7/11) lalu. Hingga hari ini, pengamanan dari berbagai instansi terkait masih dilakukan di lingkungan sekolah, yang berlokasi di Jalan Prihatin, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sebagai langkah pemulihan, para siswa yang dalam kondisi sehat mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan fokus pada materi trauma healing atau pemulihan pascatrauma.
Salah satu orang tua murid, Djumiaty Hatong (50), menyampaikan bahwa anaknya, Bunga (17), siswa kelas XI SMAN 72, saat ini mengikuti PJJ dengan bimbingan dari para guru dan pendampingan orang tua di rumah.
“Tadi saya mengikuti Zoom Meeting bersama anak saya. Sebelumnya, anak saya juga mengikuti upacara Hari Pahlawan secara daring. Program ini sangat membantu dalam menenangkan anak-anak setelah kejadian itu,”
ujar Djumiaty, Senin (10/11).
Djumiaty menuturkan, anaknya masih mengalami trauma mendalam akibat peristiwa ledakan, terlebih karena berada di area sekolah saat kejadian berlangsung. Ia juga mengungkapkan bahwa anaknya sempat mengalami gangguan pendengaran akibat ledakan.
“Setiap malam anak saya masih suka menangis mengingat kejadian itu, terutama teman-temannya yang terluka. Tapi dengan adanya kegiatan trauma healing ini, kami merasa sangat terbantu. Semoga anak-anak bisa segera pulih dan kembali belajar di sekolah dengan aman dan nyaman,”
tambahnya.
Orang tua peserta didik lainnya, Ugi Abdurahman (55), menyampaikan bahwa anaknya, Aufa Ahmad Shodiq, siswa kelas X SMAN 72, saat ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih.
“Anak saya masih dirawat karena kondisinya cukup parah dan harus menjalani operasi. Alhamdulillah sudah sadar, tapi masih belum bisa mengikuti kegiatan dari sekolah,”
ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Utara, Ferlina Kirtiasih, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiagakan mobil Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) di sekitar sekolah untuk memberikan layanan pemulihan psikologis bagi siswa, guru, dan masyarakat sekitar yang terdampak.
“Mobil SAPA disediakan untuk mendukung proses trauma healing, baik bagi murid, tenaga pendidik, maupun keluarga. Warga sekitar yang membutuhkan konseling juga dapat memanfaatkan layanan ini secara gratis,”
jelas Ferlina.
Ia menambahkan, layanan pemulihan ini akan terus disediakan hingga 14 November mendatang, dengan melibatkan tenaga konselor profesional dari PPAPP dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
“Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mempercepat pemulihan mental seluruh pihak yang terdampak,”
tandasnya.
Info Detak.co | Rabu, 12 November 2025 
