JAKARTA - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menyatakan keterbukaannya terhadap usulan Komisi III DPR RI untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) guna mendalami temuan dua kerangka manusia di Gedung Astra Credit Companies (ACC), Kwitang, Jakarta Pusat.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Budi Hermanto menegaskan bahwa pihaknya menyambut positif setiap bentuk kolaborasi dan sinergi antarinstansi dalam rangka mewujudkan proses penegakan hukum yang transparan dan akuntabel.

“Intinya, Polri membuka diri agar semua pihak bisa berkolaborasi, bersinergi, dan bekerja secara transparan,” ujar Kombes Budi Hermanto di Jakarta, Kamis (13/11).

Sebelumnya, tim penyidik Polda Metro Jaya telah melakukan proses identifikasi terhadap dua kerangka manusia yang ditemukan di lokasi kebakaran Gedung ACC Kwitang beberapa waktu lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan tes DNA oleh Rumah Sakit Polri, dua kerangka tersebut teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak aksi demonstrasi pada akhir Agustus lalu.

Seiring dengan hasil identifikasi tersebut, Anggota Komisi III DPR RI Abdullah menyampaikan usulan pembentukan TGPF guna mendalami lebih lanjut temuan dua kerangka tersebut. Usulan itu disebut penting untuk memberikan kejelasan dan menjawab berbagai dugaan yang berkembang di masyarakat.

Polda Metro Jaya menegaskan akan tetap berkomitmen menjalankan proses penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, serta menjamin keterbukaan informasi publik dalam penanganan kasus tersebut.

“Kami akan terus bekerja secara profesional dan proporsional, serta siap berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan setiap fakta hukum terungkap secara terang benderang,” tambah Kombes Budi Hermanto.

Dengan keterbukaan ini, Polda Metro Jaya berharap proses penegakan hukum dapat berjalan dengan baik dan memperoleh kepercayaan penuh dari masyarakat.