PR Besar Pemerintah

Saya pernah posting menggunakan ilustrasi angka sederhana, bahwa di saat ada masyarakat yang pendapatannya turun tapi secara nasional tercatat pendapatan naik, maka ada sebagian masyarakat yang pendapatannya naik dengan porsi kenaikan lebih besar dari porsi turunnya pendapatan sebagian masyarakat tersebut.

Itu berarti naiknya ketimpangan. Satu dua hari ini ada rilis berita, ketimpangan naik. Saya belum mencari data detilnya, tapi ini pekerjaan rumah sangat penting dan besar bagi pemerintah di tengah serbuan barang impor dan makin banyak dipakainya teknologi pengganti tenaga kerja.

Lazimnya sudah terjadi di negara maju, pemakaian teknologi substitusi tenaga kerja sebenarnya telah diperkirakan akan terjadi di sini. Namun situasinya datang lebih cepat dan masif karena kecepatan kemajuan teknologi digital, diperberat oleh persaingan global serta nyelonongnya barang-barang impor murah plus masifnya korupsi dan kolusi yang mempersulit akses atas kesempatan usaha atau memperoleh pendapatan bagi mereka yang tidak berada di lingkaran-lingkaran penerima manfaat dari korupsi dan kolusi tersebut

Saya pernah bicara dengan nada getir dan satir pada postingan seorang teman pejabat di Jakarta, begini lebih kurang: gimana kalau semua orang di negeri ini jadi anggota ormas, perkumpulan, orpol, yayasan, atau bentuk organisasi apapun, sebab tak jarang terjadi akses pada usaha dan perolehan pendapatan dari adanya program pemerintah didapat melalui endorse organisasi-organisasi payung tersebut.

Sindiran saya itu sebenarnya untuk menggarisbawahi bahwa pemerintah dari pusat hingga tingkatan daerah juga punya PR besar tentang kelembagaan di negeri ini.

Firman Rosjadi, anak bangsa Indonesia.