Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih RI, Prabowo Subianto meminta agar tidak ada lagi elite partai politik yang saling sindir. Dia memberikan contoh sindiran angka 11 yang pernah diterima saat debat capres awal tahun lalu, saat Anies Ba
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih RI, Prabowo Subianto meminta agar tidak ada lagi elite partai politik yang saling sindir.
Dia memberikan contoh sindiran angka 11 yang pernah diterima saat debat capres awal tahun lalu, saat Anies Baswedan memberikan nilai Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo memiliki nilai di angka 11 dari 100.
"Jadi kalau akhir-akhir ini ada yang.. omon-omon, nggak enak lagi. Udah enggak boleh, sekarang tidak boleh nyindir-nyindir lagi. Jangan ada yang nyebut-nyebut angka 11, jangan! enggak boleh enggak boleh," ujar Prabowo dalam Rapimnas Gerindra di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (31/8).
Prabowo mengatakan, tradisi politik di Indonesia adalah demokrasi yang membangun. Dia menyebut, semua tokoh harus saling mendukung kepentingan nasional terlepas dari kontestasi politik yang sedang terjadi.
"Demokrasi kita bahwa kita bersaing boleh, tapi pada saat kepentingan nasional kita tidak boleh ikut pola orang lain," kata Prabowo.
"Mereka itu kalau oposisi, oposisinya sampai enggak tahulah, oposisinya itu sampai mengarah ke bermusuhan. Kita tidak boleh, kita tidak mau, dan kita insyaAllah tidak akan," ujarnya lagi.
Sebelumnya, dalam debat Capres 2024, Anies menyebut nilai kinerja Kemenhan di bawah Prabowo rendah. Hal itu dia ucapkan setelah didesak calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo untuk memberikan penilaian konkret atas kinerja Menhan.
“Mas Anies enggak usah takut, disebut saja angkanya berapa gitu loh. Kayak saya gitu loh, jangan di bawah lima, sebut saja berapa?” tanya Ganjar.
Anies kemudian menjelaskan bahwa kesejahteraan prajurit TNI lebih baik di era kepemimpinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketimbang kepemimpinan Presiden Joko Widodo.