Rayakan Cap Go Meh di Pecinan Jakarta, Anies Baswedan Kenang Perjuangan Bangun Kembali Gapura Chinatown

JAKARTA- Suasana meriah menyelimuti kawasan Pancoran Chinatown Jakarta saat perayaan Cap Go Meh berlangsung, Rabu, 12 Februari 2025. Ribuan lampion menggantung, barongsai menari dengan lincah, dan tabuhan genderang mengiringi kemeriahan acara. Di tengah perayaan yang sarat makna ini, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, turut hadir dan menyampaikan pesan mendalam tentang persatuan dan keberagaman.

Saat memberi sambutan, Anies mengungkapkan bahwa setiap tahun, ia selalu mendapatkan kiriman kostum khas Cap Go Meh dari seorang sahabatnya, Pak Bambang. "Alhamdulillah, dari tahun ke tahun ukurannya tetap sama, tidak berubah," ujarnya berseloroh seperti dilihat dari kanal YouTube Dapur Ngeh. Ucapan Anies ini disambut tawa para hadirin.

Lebih dari sekadar seremonial, kehadiran Anies di acara ini menegaskan bahwa Jakarta adalah rumah bagi semua. "Saya berterima kasih kepada perhimpunan ini yang terus mengundang saya, memastikan saya tetap di Jakarta agar bisa menghadiri acara penting ini," katanya.

Di atas podium, Anies juga membacakan pantun yang menggambarkan semangat Cap Go Meh dan harapan bagi masyarakat.

"Di Pecinan Jakarta, lampion berjajar
Barongsai menari riang tak henti
Cap Go Meh penuh cita-cita dan harap
Berkah melimpah sepanjang tahun nanti."

Tak hanya itu, ia juga menyiapkan pantun khusus untuk dua tokoh yang hadir, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Doel Rano Karno.

"Mas Pram siapkan kue keranjang nan legit
Bang Doel pukul bedug tanda syukur berkumandang
Cap Go Meh di Jakarta penuh tawa riang
Kebersamaan warnai tahun baru yang akan datang."

Jakarta dan Makna Persatuan

Dalam pidatonya, Anies menegaskan bahwa Jakarta adalah milik semua orang, tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang. "Keberagaman dan kebinekaan adalah karunia Tuhan. Tapi persatuan? Itu adalah hasil dari usaha kita," ujarnya penuh makna.

Anies juga mengungkapkan fakta menarik bahwa Indonesia tidak termasuk dalam 10 besar negara paling beragam di dunia. "Namun, di antara bangsa-bangsa yang beragam, Indonesia menjadi contoh bagaimana keberagaman bisa bersanding dengan persatuan. Itu yang membuat kita unik,"* jelasnya.

Menurutnya, kunci dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika ada pada kata Tunggal. "Beragam, tapi tetap satu. Inilah yang membuat kita kuat,"* tambahnya.

Gapura Pecinan: Simbol Kesetaraan yang Kembali Berdiri

Dalam kesempatan itu, Anies juga mengenang awal-awal menjabat Gubernur Jakarta, kisah tentang gapura di kawasan Pecinan yang diruntuhkan pada masa penjajahan Jepang dan tak pernah dibangun kembali.

"Waktu itu saya mendengar aspirasi masyarakat bahwa gapura ini dulu berdiri megah, tapi setelah diruntuhkan, tak ada yang membangunnya lagi. Mungkin karena tak ada yang mau, atau tak ada yang berani. Faktanya, gapura itu tidak berdiri lagi," ceritanya.

Namun, dengan kerja sama banyak pihak, gapura tersebut akhirnya kembali berdiri sebagai simbol keberagaman dan kesetaraan. "Persatuan tidak bisa dimulai dari ketimpangan. Ia harus berakar pada kesetaraan. Dan kini, gapura ini telah menjadi salah satu ikon di Jakarta," ujarnya dengan bangga.

Menutup pidatonya, Anies mengapresiasi peran Keluarga Tionghoa Indonesia dalam menjaga tradisi dan memperkuat persatuan. "Cap Go Meh bukan sekadar ritual, tapi momen kebersamaan yang tak ternilai harganya," katanya.

Ia pun optimis bahwa di bawah kepemimpinan Pramono Anung, Jakarta akan terus menjadi kota yang menjunjung tinggi persatuan. "Kita bersyukur Jakarta akan dipimpin oleh Mas Pram, yang punya rekam jejak kepemimpinan yang baik. Semoga kebersamaan ini semakin kuat," tuturnya.

Perayaan Cap Go Meh di Pancoran Chinatown malam itu menjadi lebih dari sekadar perayaan budaya. Ia menjadi pengingat bahwa Jakarta adalah rumah bagi semua, tempat keberagaman dirayakan, dan persatuan terus dijaga.