
Padang,Perkumpulan Penulis Indonesia SatuPena terus berupaya memuliakan penulis melalui organisasi. Sekarang nilai ekonomi menulis makin berkurang. Hal itu disebabkan di era digital dan banjir informasi saat ini, hal-hal gratis semakin banyak ditemui.
Demikian diungkapkan Ketua Umum DPP SatuPena Indonesia Denny JA saat menerima pemenang juara II Lomba Menulis Surat Bagi Guru dan Siswa se-Sumatera Barat kategori guru dan kategori siswa, Kamis (11/9/2025) malam di hotel The Ritz Carlton, Jakarta.
Rombongan yang dipimpin Ketua DPD SatuPena Sumbar Sastri Bakry, dihadiri Sekretaris DPD SatuPena Armaidi Tanjung, pemenang kategori guru Kusdar Yuni, S.Pd guru SMKN 1 Padang Panjang, pemenang kategori siswa Jingga Aldernes siswi SMA Al Istiqomah Pasaman Barat, Pustakawan Ahli Muda Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat Azil Andri, S.Sos, dan wartawan senior LKBN Antara Zeynita Gibbon yang juga juri lomba menulis surat.
Menurut Denny JA, di era yang paradoks saat ini, era digital yang dibanjiri berbagai informasi, informasi yang mudah didapatkan, termasuk buku, sehingga nilai ekonomis buku semakin menurun. Dulu orang menulis buku memberikan nilai ekonomi yang menjanjikan. Karena buku banyak dibeli orang.
“Tapi sekarang orang semakin menurun membeli buku karena buku ebook dan digital dengan mudah didapatkan. Sehingga semakin menurun nilai ekonomi untuk membeli buku, karena itu mau tidak mau kita harus siap dengan perubahan” kata Denny yang juga Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi ini.
Ketua DPD SatuPena Sumatera Barat Sastri Bakry menyampaikan kepada Denny JA, sengaja menghadirkan pemenang Lomba Menulis Surat Bagi Guru dan Siswa se-Sumatera Barat bertemu dengan Ketua Umum DPP SatuPena sebagai bentuk penghargaan dan memuliakan penulis, terutama penulis yang sudah meraih juara dalam lomba yang diselenggarakan SatuPena Sumatera Barat.
“Selama ini yang banyak diberikan apresiasi, penghargaan dan dimuliakan itu mereka yang berprestasi di bidang olahraga, misalnya. Sedangkan di bidang literasi, kepenulisan, masih dirasakan kurang. Dengan wisata literasi ini, pemenang lomba menulis ini diberikan ruang untuk bertemu dengan sejumlah tokoh nasional dan mengunjungi berbagai tempat seperti Perpustakaan Nasional RI di Jalan Salemba, di jalan Medan Merdeka Selatan, masjid Istiqlal, kota tua Jakarta, menghadiri diskusi buku di PDS HB Jasin TIM Cikini, dan sebagainya,” kata Sastri Bakry.
Penyerahan buku
Sastri Bakry menyerahkan buku “Senarai Kata Mengungkap Rasa (Surat-surat Guru dan Siswa dari Sumatera Barat)” yang berisi kumpulan surat-surat yang masuk nominasi pada Lomba Menulis Surat Bagi Guru dan Siswa se-Sumatera Barat kepada Denny JA. Zeynita Gibbons menyerahkan pula bukunya berjudul “Di Bandara Heathrow Semua Bermula dan Berakhir”. Sedangkan Armaidi Tanjung menyerahkan tiga bukunya kepada Denny JA, masing-masing Nia Kurnia Sari (27 Februari 2006 – 6 September 2024), Gadis Penjual Gorengan Yang Menggemparkan Dunia, Katakan Dengan Buku Putri! dan Trauma Etnisitas Cina di Pariaman 1945.
Baik Kusdar Yuni maupun Jingga Aldernes, tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan bertemu dengan Ketua Umum SatuPena Inedonesia Denny JA. Apalagi dijamu makan malam di hotel berbintang lima dan di tengah kesibukan beliau yang begitu padat. “Buktinya, di tempat ini sudah menunggu sejumah orang untuk rapat dan pertemuan dengan Denny JA. Kami sangat berterima kasih kepada SatuPena Sumbar dan Dinas Arpus Sumbar yang memberangkatkan kami ke Jakarta mengikuti wisata literasi ini,” kata Kusdar Yuni.
“Bagi saya ini adalah pengalaman pertama berkunjung ke Jakarta. Selama tiga hari mengikuti rangkaian kegiatan sungguh pengalaman yang amat berharga. Termasuk dipercaya menjadi MC dalam kegiatan bedah buku Sakti karya Ketua SatuPena Sumbar Sastri Bakry pada Rabu (10/9/2025) di Perpustakaan PDS HB Jasin TIM Cikini Jakarta,” kata Jingga menambahkan.