Solo Memanas! Usai Purbaya Jadi Raja, Maha Menteri Tedjowulan Deklarasi Plt Keraton Surakarta
Maha Menteri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kangjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjowulan. Sosok KGPA Tedjowulan, adik Pakubuwono XIII dan Mahamenteri Keraton Solo, kini menjadi Plt Raja Keraton Kasunanan Surakarta usai wafatnya PB XIII.(Pem

JAKARTA - Maha Menteri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjowulan, menyatakan diri sebagai pelaksana tugas (Plt) atau caretaker Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Tedjowulan, KPA Bambang Ary Pradotonagoro, di Surakarta, Rabu (5/11), sebagai tindak lanjut dari dinamika yang terjadi pasca pengangkatan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Purbaya sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIV.

“Mulai hari ini, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan menjadi pelaksana tugas atau caretaker Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat,” ujar Bambang Ary.

Menurut Bambang Ary, deklarasi tersebut berlandaskan Surat Keputusan (SKEP) Kementerian Dalam Negeri Nomor 430 tentang status dan pengelolaan Keraton Kasunanan Surakarta.

“Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa Kasunanan Surakarta dipimpin oleh ISKS Pakubuwono XIII dan didampingi Maha Menteri Kanjeng Gusti Panembahan Tedjowulan dalam melaksanakan pengelolaan keraton, berkoordinasi dengan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Surakarta,” jelasnya.

Sebelumnya, pada Rabu (5/11), Putra Mahkota GRM Suryo Aryo Mustiko (KGPH Purbaya) secara resmi menyatakan diri naik tahta sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono XIV, usai prosesi penghormatan terakhir kepada ayahandanya, almarhum Pakubuwono XIII.

Deklarasi tersebut disampaikan usai pembacaan pidato pelepasan jenazah, yang juga disaksikan oleh para kerabat dan abdi dalem keraton.

“Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan dan penghormatan, sesuai adat leluhur Kasunanan,” ujar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma Dewayani, kakak tertua PB XIV, menegaskan dukungannya terhadap prosesi tersebut.

Dengan pengucapan sumpah itu, lanjut GKR Timoer, tidak terjadi kekosongan kekuasaan di lingkungan keraton, karena seluruh prosesi adat tetap berjalan di bawah kepemimpinan raja baru.

Menanggapi dinamika tersebut, KGPA Tedjowulan, yang juga merupakan adik almarhum PB XIII, menyampaikan bahwa penetapan dirinya sebagai Plt didasarkan pada aturan Kemendagri yang masih berlaku.

“Semua orang boleh berpendapat, tetapi dasar hukum tetap ada dan bersumber dari keputusan Kemendagri. Saya sebagai yang tertua hanya ingin menjaga ketertiban dan kerukunan,” ujarnya.

Tedjowulan menegaskan pentingnya menjaga suasana kondusif di dalam lingkungan Kasunanan.

“Harapan saya, jangan saling ribut. Undang-undang sudah mengatur, dan kita harus menjaga kerukunan. Jika terus berkonflik, justru akan merugikan keraton sendiri,” tegasnya.

Ia juga berencana mengumpulkan seluruh putra dan putri PB XII serta PB XIII untuk membahas tata kelola dan masa depan kepemimpinan keraton.

“Atas dasar keputusan Kemendagri, saya akan mengundang seluruh keluarga besar untuk duduk bersama, menata kembali agar tidak terjadi friksi yang berkepanjangan,” ujarnya.

Pertemuan tersebut direncanakan berlangsung hingga peringatan 40 hari wafatnya PB XIII, sebagai bagian dari upaya menjaga kesinambungan dan harmoni internal keraton.