Taman Buah Greenbelt PIK2 Diresmikan sebagai Pusat Edukasi dan Riset Ekologi
Dok. PIK

JAKARTA - PIK2 meresmikan Taman Buah Greenbelt, Jumat (28/11), bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia. Ruang hijau produktif yang berada di Greenbelt Zona 3B ini diproyeksikan sebagai pusat riset tanaman buah dan spesies endemik low-land, sekaligus laboratorium lapangan untuk edukasi publik mengenai konservasi lingkungan.

Peresmian dilakukan melalui kegiatan Menanam Pohon Bersama yang menghadirkan 500 bibit. Langkah ini menjadi penanda pembukaan koleksi awal Taman Buah Greenbelt sekaligus komitmen PIK2 memperkuat fungsi ekologis kawasan pesisir.

Greenbelt sebagai Buffer Kota Pesisir

Kegiatan ini dihadiri jajaran Direksi Agung Sedayu Group, Chairperson Indonesian Horticultural Professional Certification Body Karen Tambayong, serta Ketua IALI (Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia) Banten Ir. Irina Mildawani, MT, Ph.D.

Irina menilai keberadaan greenbelt seperti di PIK2 merupakan elemen strategis dalam pembangunan kota masa depan.
“Ini langkah yang berani dan sangat diperlukan,” kata dia. “Menanam pohon bukan sekadar seremoni, tapi investasi biologis yang menghasilkan oksigen, menyerap karbon, dan menurunkan suhu.”

Dia juga menegaskan bahwa greenbelt adalah penyangga (buffer) bagi kota, terutama kawasan pesisir seperti PIK, termasuk sebagai bagian dari sistem ekologis yang memengaruhi Jabodetabek.

Perpustakaan Pohon untuk Masa Depan

Direktur Lanskap Management Agung Sedayu Group, Ade Yusuf, memaparkan bahwa taman ini akan menjadi pusat koleksi spesies langka dan tanaman introduksi.
“Kita rayakan Hari Menanam Pohon Nasional dengan menanam bersama para rekanan,” ujar dia. “Kita kenalkan kembali tanaman-tanaman yang sudah jarang ditemukan dan menambah koleksi introduksi agar taman ini menjadi library yang bisa dibanggakan di masa depan.”

Melalui pendekatan riset dan konservasi, Taman Buah Greenbelt didorong menjadi referensi ilmiah tentang biodiversitas tanaman tropis dan ruang edukasi bagi siswa, akademisi, dan komunitas.

Menguatkan Fungsi Ekologis PIK2

Bagi PIK2, keberadaan pohon tidak hanya berkaitan dengan estetika lanskap. Pohon memegang fungsi vital sebagai produsen oksigen, pengatur kualitas udara, penyimpan cadangan air, hingga pelindung keanekaragaman hayati. Perspektif ini menjadi dasar pengembangan greenbelt sebagai infrastruktur ekologis kawasan.

Para peserta yang hadir termasuk murid-murid Sekolah Chevalier mengaku antusias karena dapat mengenal jenis tanaman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Kegiatan tanam pohon juga memperlihatkan bahwa edukasi lingkungan dapat disampaikan melalui praktik langsung yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Warisan Ekologis Berkelanjutan

Taman Buah Greenbelt ditujukan menjadi ruang rekreasi hijau yang mendukung interaksi masyarakat sekaligus memperluas budaya peduli lingkungan. Momentum Hari Menanam Pohon Indonesia menjadi pengingat bahwa satu bibit kecil dapat tumbuh menjadi manfaat besar bagi lingkungan, masyarakat, dan generasi mendatang.

———
Taman Buah Greenbelt Diresmikan, PIK2 Perkuat Riset dan Edukasi Lingkungan

Hamparan hijau di Greenbelt Zona 3B PIK2 tampak lebih hidup pada Jumat (28/11). Di momentum Hari Menanam Pohon Indonesia, kawasan tersebut resmi menghadirkan “Taman Buah Greenbelt”, ruang riset dan edukasi yang menampung koleksi pohon buah serta pohon endemik dataran rendah yang mulai langka.

Ruang hijau ini bukan sekadar taman. Ia dikembangkan sebagai pusat research & development, tempat berbagai spesies dipulihkan agar biodiversitas kawasan PIK2 semakin kuat. Semangat itu ditandai lewat kegiatan Menanam Pohon Bersama dengan 500 bibit pohon sebagai koleksi awal taman.

Pakar Lanskap Apresiasi Langkah PIK2

Peresmian semakin hangat dengan kehadiran para ahli, termasuk Ketua IALI (Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia) Banten Ir. Irina Mildawani, MT, Ph.D. Ia menilai langkah PIK2 sangat relevan bagi pembangunan kota masa kini.

“Yang kita kerjakan hari ini bukan sekadar seremonial,” kata Irina.
Menurut dia, menanam pohon adalah bentuk investasi biologis yang akan menghasilkan oksigen, menyerap karbon, dan menurunkan suhu.
“Ini menjadi bagian dari upaya kita memerangi pemanasan global,” sambung dia.

Irina juga menegaskan pentingnya greenbelt sebagai penyangga kota.
“Greenbelt adalah buffer. Apalagi PIK ini juga memerlukan buffer, bahkan menjadi penyangga bagi Jabodetabek,” ujar dia.
Karena itu, kolaborasi seperti ini, menurut Irina, memiliki dampak ekologis yang tidak hanya lokal tetapi juga nasional bahkan global.

Menjadi Perpustakaan Hidup di Kawasan Pesisir

Direktur Lanskap Management Agung Sedayu Group Ade Yusuf menjelaskan bahwa Hari Menanam Pohon Indonesia menjadi momen tepat untuk memperkenalkan Taman Buah Greenbelt kepada publik.

“Di PIK2, kita rayakan hari ini dengan menanam bersama,” ujar Ade.
Menurut dia, tim lanskap ingin mengembalikan spesies tanaman yang sudah jarang ditemukan.
“Kita kenalkan lagi tanaman-tanaman yang sudah punah dari habitatnya,” kata dia.

Tak hanya itu, tanaman introduksi juga ditambahkan sebagai sumber pengetahuan baru.
“Semoga ini menjadi salah satu library yang bisa dibanggakan ke depan,” imbuh Ade.

Ruang Belajar, Ruang Rekreasi, Ruang Peduli

Taman Buah Greenbelt tak hanya menyuguhkan koleksi botani. Ia dirancang menjadi tempat masyarakat merasakan manfaat langsung dari keberadaan pohon, mulai dari kualitas udara yang lebih baik, suhu mikro yang lebih sejuk, hingga perlindungan keanekaragaman hayati.

Para tamu undangan, termasuk anak-anak dari Sekolah Chevalier, tampak antusias mempelajari jenis-jenis tanaman yang selama ini belum mereka kenal. Pengalaman itu diharapkan menumbuhkan kesadaran ekologis sejak dini.

Dari Satu Bibit, Lahir Manfaat Besar

PIK2 menegaskan bahwa menjaga pohon berarti menjaga kualitas hidup masyarakat urban. Melalui taman baru ini, kawasan berharap dapat memperkuat budaya peduli lingkungan, membangun ruang interaksi hijau, dan menjadi pusat pembelajaran yang terbuka untuk publik.

Momentum Hari Menanam Pohon Indonesia kembali mengingatkan bahwa perubahan besar kerap berawal dari langkah kecil, dari satu bibit pohon yang tumbuh, dari satu tindakan merawat lingkungan untuk generasi yang akan datang.