Tantangan Anies Mendirikan Wadah Baru di Tengah Krisis Kepercayaan pada Partai Politik

YOGYAKARTA - Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A. menyatakan, dorongan kuat datang dari berbagai elemen masyarakat agar Anies mendirikan wadah baru sebagai alat perjuangan gerakan perubahan. Dorongan ini lebih condong kepada pembentukan partai politik.

Namun, kata dia, yang menjadi persoalan adalah kondisi kepartaian di mata publik sedang buruk. "Di mata publik, partai-partai politik yang ada saat ini justru dianggap sebagai salah satu akar permasalahan yang dihadapi bangsa," katanya saat dihubungi Senin, 16 September 2024.

Lulusan S2 dan S3 University of Kentucky, Amerika Serikat ini, menyatakan, banyak yang menilai bahwa partai politik bukan lagi solusi atas problematika yang dihadapi negara. "Masyarakat menilai keberadaan partai dianggap sebagai akar permasalahan," kata Prof. Indra.

Meski demikian, dorongan untuk mendirikan partai politik bagi Anies terus menguat karena potensi besar yang dimilikinya. Dukungan ini datang dari berbagai pihak, termasuk teman-teman Anies di UGM yang turut memberikan semangat dan dukungan moral dalam perjuangannya di jalur politik.

Namun, mendirikan partai politik yang mandiri dan benar-benar mampu membawa perubahan bukan perkara mudah. Diperlukan waktu dan proses yang panjang, bahkan jika tergelincir bisa mengalami kemunduran.

Prof. Indra, merujuk pada pengalaman partai oposisi seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang juga menghadapi tantangan serupa dalam mempertahankan kemandiriannya. "Pengalaman PKS sebagai partai oposisi menunjukkan bahwa mereka juga harus melakukan kompromi (masuk kekuasaan) dalam menghadapi realitas politik," jelasnya.

Dengan segala tantangan yang ada, keputusan akhir terkait pembentukan partai politik ini tetap berada di tangan Anies. Publik kini menunggu bagaimana Anies merespons dorongan kuat tersebut dan mengambil langkah selanjutnya dalam perjuangannya di dunia politik.