Terowongan Bertingkat MRT Pertama Indonesia Rampung Dibangun
Dok. MRT

JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) mengumumkan penyelesaian pembangunan terowongan bertingkat kereta bawah tanah pertama di Indonesia, yang menghubungkan Stasiun Harmoni dan Stasiun Sawah Besar. Dua terowongan ini masing-masing dibangun oleh dua mesin bor terowongan (Tunnel Boring Machine/TBM) berbeda, yakni TBM 1 dan TBM 2, sebagai bagian dari proyek Fase 2A MRT Jakarta – Paket Kontrak CP202.

Pembangunan terowongan pertama menggunakan TBM 1 rampung pada akhir Agustus 2025, disusul oleh penyelesaian terowongan kedua menggunakan TBM 2 pada akhir September 2025. Keduanya membentang sejauh 390 meter, dengan diameter sekitar enam meter, dan dibangun dari sisi utara Stasiun Harmoni menuju sisi selatan Stasiun Sawah Besar.

Proses pengeboran dilakukan di dua kedalaman berbeda: TBM 1 bekerja di kedalaman 28 meter, sedangkan TBM 2 di kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah. Pekerjaan TBM 1 berlangsung dari Mei hingga Agustus 2025, sementara TBM 2 beroperasi dari Juli hingga September 2025.

Setelah menyelesaikan pembangunan dua terowongan tersebut, TBM 1 dan TBM 2 kini diarahkan untuk melanjutkan pembangunan terowongan berikutnya yang akan menghubungkan Stasiun Sawah Besar dan Stasiun Mangga Besar dengan panjang mencapai 790 meter. TBM 1 ditargetkan menyelesaikan pengeboran pada Juni 2026, sedangkan TBM 2 pada September 2026.

Kedua TBM memiliki spesifikasi teknis serupa, namun TBM 2 dilengkapi dengan fitur tambahan berupa obstacle cutting. Teknologi ini memungkinkan TBM 2 menembus hambatan bawah tanah, seperti pondasi RC pile dari jembatan penyeberangan orang antara Stasiun Harmoni dan Sawah Besar, serta concrete sheet pile di area kanal antara Stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar.

Pembangunan terowongan bertingkat ini merupakan bagian dari paket konstruksi CP202 yang mencakup pembangunan tiga stasiun bawah tanah, yakni Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar, serta terowongan sepanjang 1,8 kilometer dari Harmoni hingga Mangga Besar.

Konstruksi pada paket ini mencapai kedalaman hingga 28 meter di bawah permukaan tanah, menjadikan Stasiun dan Terowongan Sawah Besar serta Mangga Besar sebagai infrastruktur kereta bawah tanah terdalam di Indonesia. Tidak seperti fase sebelumnya, desain stasiun dan terowongan dalam CP202 menggunakan konfigurasi bertumpuk (stacked)—mengakomodasi kondisi geografis Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk yang berada tepat di atasnya. Sebagai perbandingan, stasiun pada CP201 dan CP203 menggunakan konfigurasi sejajar (side-by-side).

Setiap stasiun dalam paket CP202 dirancang dengan struktur bertingkat:

  • Stasiun Harmoni

    • Jumlah lantai: 2

    • Panjang: 252 meter

    • Lebar: 16,4 meter

    • Kedalaman: 17 meter

    • Jumlah entrance: 7 (4 di trotoar, 3 terintegrasi halte Transjakarta)

  • Stasiun Sawah Besar

    • Jumlah lantai: 4

    • Panjang: 200 meter

    • Lebar: 14,1 meter

    • Kedalaman: 27 meter

    • Jumlah entrance: 5 (4 di trotoar, 1 terintegrasi halte Transjakarta)

  • Stasiun Mangga Besar

    • Jumlah lantai: 4

    • Panjang: 220 meter

    • Lebar: 14,1 meter

    • Kedalaman: 28 meter

    • Jumlah entrance: 5 (4 di trotoar, 1 terintegrasi halte Transjakarta)

Struktur stasiun empat lantai ini terdiri dari:

  1. Lantai 1 – Beranda peron (concourse)

  2. Lantai 2 – Peron arah selatan (Stasiun Lebak Bulus)

  3. Lantai 3 – Level mekanikal (concourse/mechanical level)

  4. Lantai 4 – Peron arah utara (Stasiun Kota)

Dengan keberhasilan pembangunan dua terowongan bertingkat pertama ini, MRT Jakarta kembali menegaskan kapasitas dan kapabilitas bangsa dalam mengembangkan infrastruktur perkeretaapian perkotaan modern bertaraf internasional. Keunikan desain, tantangan teknis di lapangan, dan implementasi teknologi terbaru seperti obstacle cutting menunjukkan komitmen Indonesia menuju sistem transportasi publik yang aman, efisien, dan berkelanjutan.