TNGR Respon Tuntutan Keluarga Juliana Marins ke Pemerintah Indonesia
Juliana Marins | Foto: ist

JAKARTA - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merespons langkah dari pihak keluarga Juliana Marins yang menuntut keadilan secara hukum pada Kamis (3/7).

Pihak keluarga Juliana Marins menuntut keadilan kepada otoritas Indonesia terkait insiden jatuhnya pendaki asal Brasil tersebut saat mendaki Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dikutip dari situs berita ANTARA, Kepala Balai TNGR Yarman mengapresiasi tim pencarian dan penyelamatan (SAR) yang sudah berupaya semaksimal mungkin dalam proses evakuasi Juliana.

“Berbagai upaya sudah kami lakukan semaksimal mungkin (untuk menyelamatkan Juliana),” katanya saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (3/7).

Dikutip dari akun Instagram resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani @btn_gn_rinjani, Yarman mengungkapkan apresiasi dan terima kasih atas proses evakuasi Juliana.

“Terima kasih atas sinergi lintas instansi, loyalitas di medan ekstrem, dan komitmen yang tulus yang telah menjadi bukti nyata bahwa kemanusiaan tak mengenal batas negara maupun bahasa,” demikian bunyi keterangan Yarman melalui akun tersebut.

Yarman mengatakan bahwa kendala utama Tim SAR saat proses evakuasi Juliana adalah keadaan alam dan topografi tebing yang curam.

Sebelumnya, Juliana Marins dilaporkan mengalami insiden terjatuh ke lereng Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6) lalu.

Juliana awalnya diketahui terjatuh di kedalaman 200 meter, kemudian terperosok semakin dalam hingga 600 meter.

Tim SAR gabungan baru bisa mengangkat jenazah Juliana dari dasar jurang menggunakan peralatan manual dengan tali yang ditarik menggunakan teknik lifting pada Rabu (25/6).

Faktor cuaca dan kondisi jurang Puncak Cemara Nunggal di Gunung Rinjani yang curam menjadi hambatan utama tim SAR dalam mengevakuasi Juliana.

Selain itu, efek pendinginan udara dan formasi awan orografis akibat bentuk topografi gunung juga menjadi kendala lain dalam proses evakuasi Juliana.