Wamen Viva Yoga: Kader Dilatih Untuk Menjadi Pemimpin Bangsa
Untuk menciptakan pemimpin seperti di atas, Mantan Ketua Umum HMI Cabang Denpasar itu berharap tradisi intelektual di HMI harus terus dihidupkan karena kekuatan organisasi yang berdiri pada 5 Februari 1947 itu pada hal ini.

JAKARTA - “Ada dua hal yang harus dikuasai oleh kader HMI”, ujar Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi di hadapan peserta Training Raya, Latihan Kader II/Latihan Khusus Kohati, Bogor, Jawa Barat, 28/12/2024.

Dua hal tersebut adalah, pertama, harus menguasai ilmu yang bersifat fakultatif. “Bila kuliah di fakultas ekonomi, ia harus mengerti ilmu ekonomi”, ujarnya. Demikian pula bagi yang kuliah di fakultas hukum, kedokteran, dan fakultas lainnya. Menguasai ilmu fakultatif penting sebab menurut pria yang pernah tiga periode menjadi Presidum Majelis Nasional KAHMI, 2010-2013, 2013-2017, dan 2017-2022, itu karena basis ilmu kuliah yang ditekuni akan menjadi dasar koefisien ekonomi pada kehidupan.

“Kalau tidak mempunyai skill, ketrampilan, dan ilmu yang bersifat khusus, maka hidup Kita akan termarginalkan dalam dunia industri, ekonomi, dan pekerjaan”, tuturnya. “Kita akan tertelan oleh peradaban”, tambahnya.

Kedua, kader HMI juga harus menguasai ilmu-ilmu yang bersifat holistik komprehensif. Bagi yang kuliah di fakultas ekonomi, hukum, kedokteran, dan lainnya, mereka juga harus belajar ilmu agama, politik, budaya, filsafat, seni, ideologi, dan ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya. “Ini penting karena Kita dididik bukan sebagai robot”, tegasnya. “Kita dididik untuk menjadi pemimpin bangsa”, tambah Sekjen KAHMI 2005-2010 itu.

Menurut mantan anggota Komisi IV DPR itu, kader HMI dilatih menjadi pemimpin yang memiliki watak, berintegritas, berkarakter yang berbeda dengan mahasiswa yang bukan aktivis HMI.

Untuk menciptakan pemimpin seperti di atas, Mantan Ketua Umum HMI Cabang Denpasar itu berharap tradisi intelektual di HMI harus terus dihidupkan karena kekuatan organisasi yang berdiri pada 5 Februari 1947 itu pada hal ini. “Kekuatan Kita pada apa yang kamu baca, pikiran, dan gagasanmu”, ujar alumni Pascasarjana UI itu.