Yang Dukung Anies Dirikan Partai Sebaiknya Tunggu: Jangan Gegabah Bermanuver Buat Partai Sendiri

JAKARTA - Semua pihak yang menyatakan diri berjuang untuk perubahan sebaiknya menahan diri untuk menunggu komando dan arahan dari Anies Baswedan. Sebab, dialah sosok yang paling kompeten dan teridentifikasi dengan gerakan perubahan yang bertujuan mengubah nasib rakyat Indonesia menuju kondisi yang lebih baik dan sejahtera.

Analis politik yang juga doktor Ilmu Politik Unpad Bandung Ramadhan Pohan menyatakan hal itu dalam podcast Pejuang yang diasuh oleh M Chozin Amirullah. Narasi di Channel YouTube itu ditayangkan, Jum'at kemarin, yang sudah ditonton sekitar 17.500 orang, disukai oleh 500 dan dikomentari oleh sekitar 160 orang.

Menurut kawan dekat Anies itu, terkesan ada beberapa orang relawan yang sangat aktif berusaha memasarkan platform partai atau ormas dengan tema perubahan. Mereka sudah menyusun struktur partai hingga ke tingkat provinsi, kabupaten kota yang lengkap dengan KSB. Mereka pun sudah berani mengadakan pengumpulan dana.

Semua itu, seperti yang dikatakan Anies sendiri dalam sebuah tayangan video, dilakukan tanpa sepengetahuan Anies. Mereka, sekitar lima orang, sudah bertemu Anies dan dijelaskan bahwa jika memang mereka merupakan relawan sebaiknya menunggu komando.

"Eh, malah mereka memanipulasi pertemuan itu. Menyebarkan foto bahwa mereka sudah bertemu Anies dan mendapat restu untuk terus melakukan kegiatan," kata mantan anggota DPR-RI yang kini menjadi dosen sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.

Jika mereka bersaing dengan Anies, tentu Anies akan menang. Mereka pasti tidak akan berjalan tanpa figur Anies. Partai mereka tidak bakal bisa menarik minat orang. Mereka harus menunggu komando Anies dengan melebur. Mereka akan layu jika berjalan sendiri.

Ditambahkan olehnya, sebenarnya ide membuat partai itu sudah mereka rencanakan sewaktu pilpres. Pada saat itu Anies tidak pernah bicara tentang partai baru. Dia sepenuhnya percaya atas dukungan tiga partai yang mengusungnya di pilpres. Gagasan mereka itu kempes dengan sendirinya.

Sehabis pilpres mereka menghidupkan kembali gagasan itu. "Saya pun mereka lobi agar bergabung. Saya katakan kepada mereka bahwa Anies belum berpikir tentang partai dan saya katakan tidak ada pikiran Anies ke sana dalam waktu dekat. Tetapi seandainya teman-teman mau bikin gerakan perubahan untuk Anies jadi gubernur, itu relevan sekali. Anggap saja itu pemanasan jika kalian nanti akan bikin ormas," katanya.

Dalam perkembangan selanjutnya, Anies baru menyatakan akan bikin ormas atau partai setelah pasti terganjal tidak lolos cagub. "Karena itu saya katakan kepada mereka, tidak usah mendahului. Tunggu saja Anies. Dia luar biasa. Anies ini sangat brilian dan terlatih dalam taktik dan strateginya mengagumkan.

Komando Anies

Jadi, tambahnya, kita tunggu komando Anies. Menurut Rampo, panggilan akrabnya, sebaiknya, angsung bikin partai tidak usah lewat ormas dulu. "Partai itu akan langsung menjadi titik pembeda. Sebab, partai Anies akan berbeda dengan partai-partai yang saat ini eksis."

Dia optimistis dengan massa pendukung partai. Di Pilpres kemarin, katanya, suara pemilih Anies sebanyak 41 juta. "Kita ambil 20 juta saja yang dukung partainya. Itu sudah menjadi partai tengah atas. Jadi, biarkan Anies, dengan daya intelektual dan ide yang cemerlang, merancang bentuk dan hal ikhwal partai tersebut," jelasnya.

Diingatkannya, para pendukung yang pada mulanya adalah relawan jangan pula merasa sok tahu mau berjalan tanpa Anies tetapi mengusung dia agar dapat nilai jual. Mestinya tidak usahlah bermanuver dengan membuka kesempatan menjadi anggota dan mengedarkan proposal pemungutan dana.

Dia menyayangkan bahwa di antara mereka ada yang masih anak muda. "Kok berpikiran dan bertindak seperti itu? Kalau mau berpikir progresif belajar kepada Anies. Dia sudah menyatakan tunggu dan lihat langkah yang akan diambil."

Mestinya mereka tidak kemajol. Sok merasa hebat sendiri. Jangan mendahului. Mestinya yakinlah pada tindakan Anies, tunggu langkah dan arahannya. Jangan grusa-grusu tidak sabar. Merasa sudah merasa hebat sendiri padahal tidak ada apa-apanya.

Dia mengusulkan, gerakan pendirian partai ini perlu ditangani langsung oleh tim Anies. Jika ada orang yang ingin bergabung isilah kegiatan intelektual diskusi di grup WA atau pertemuan berkala. Hentikan dulu merekrut anggota dan menggalang dana masyarakat.

"Kalau ditangani oleh Anies dan timnya langsung kita percaya itu tidak akan diselewengkan. Jika ditangani orang yang yang tidak jelas tentu akan muncul kecurigaan dan keraguan. Karena itu, kita meminta partai yang dideklarasikan sebagai pembawa perubahan yang tidak diumumkan Anies, hanya memakai dan mencatut nama Anies sebaiknya berhenti dan stop kegiatan dulu," katanya.

Sebab, katanya, tokoh perubahan itu adalah Anies sendiri, bukan orang lain. Dia belum declare partai. "Karena itu, lebih baik mereka menunggu deklarasi dan bergabung sebagai bagian partai," demikian Ramadhan Pohan.