Anies Baswedan dan Gerakan  Liberte, Egalite, Fraternite

Semangat perubahan global yang tercermin dalam berbagai revolusi dunia—mulai dari Revolusi Prancis, Amerika, hingga Gerakan Reformasi dan Civil Rights—semuanya memiliki benang merah: keinginan untuk menciptakan keadilan, kesetaraan, dan kebebasan bagi semua warga. Gerakan perubahan yang diusung oleh Anies Baswedan, dengan fokus pada keadilan sosial, pemerintahan yang bersih, dan demokrasi partisipatif, mencerminkan semangat yang sama dalam konteks Indonesia modern.

Anies mengusung perubahan tanpa harus melalui jalan kekerasan, melainkan melalui reformasi kebijakan dan tata kelola yang lebih baik. Seperti revolusi dan gerakan reformasi terdahulu, upayanya bertujuan membawa tatanan baru yang lebih adil, transparan, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.

Gerakan perubahan di Indonesia memiliki akar yang dalam, baik dari sejarah nasional maupun global. Setiap perubahan besar di suatu negara biasanya didorong oleh keinginan kuat untuk memperbaiki ketidakadilan, ketimpangan, atau stagnasi yang dialami masyarakat. Untuk memberikan perspektif yang lebih luas, kita bisa membandingkan gerakan perubahan yang diusung Anies Baswedan dengan revolusi-revolusi bersejarah seperti Revolusi Prancis dan Revolusi Indonesia.

Revolusi Prancis (1789-1799)

Revolusi Prancis adalah salah satu contoh paling signifikan dari gerakan perubahan besar dalam sejarah dunia. Dipicu oleh ketidakpuasan terhadap monarki absolut, ketimpangan sosial, serta ekonomi yang memburuk, revolusi ini menginspirasi gerakan demokrasi modern di seluruh dunia. Dengan semboyan Liberté, Égalité, Fraternité (Kebebasan, Persamaan, Persaudaraan), revolusi ini menggulingkan kekuasaan lama dan mendirikan republik yang mengedepankan hak asasi manusia dan kesetaraan.

Revolusi Indonesia (1945)

Indonesia juga mengalami gerakan perubahan besar melalui Revolusi Kemerdekaan yang berpuncak pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Perjuangan panjang melawan kolonialisme, dengan semangat nasionalisme yang kuat, dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Mohammad Hatta. Revolusi ini mengubah Indonesia dari sebuah negara jajahan menjadi negara merdeka dengan ideologi Pancasila, yang mendasari perbedaan dan keadilan sosial.

Gerakan Perubahan Anies Baswedan

Anies Baswedan seringkali mengusung gagasan perubahan dalam berbagai kesempatan, baik sebagai akademisi, birokrat, maupun politisi. Salah satu platform perubahan yang ia usung adalah pentingnya tata kelola pemerintahan yang adil, transparan, serta memperkuat nilai-nilai demokrasi. Dalam konteks perubahan ini, Anies berfokus pada pengentasan kesenjangan sosial, memperkuat akses pendidikan, dan reformasi birokrasi. Dalam banyak hal, gerakan ini bisa disandingkan dengan semangat Revolusi Prancis yang mengedepankan kesetaraan dan Revolusi Indonesia yang berfokus pada kebebasan serta kemerdekaan rakyat. Itulah yang dalam berbagai kesempatan Anies selalu mengatakan bahwa keterlibatan dia dalam isu perubahan adalah dalam rangka menghadirkan amanah UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa, mempersatukan, mendamaikan dan menghadirkan kehadiran sosail bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keterkaitan Gerakan Anies dengan Revolusi Prancis dan Indonesia

Seperti halnya Revolusi Prancis yang dimulai dengan ketidakpuasan terhadap rezim yang korup, gerakan Anies berupaya melawan apa yang dianggapnya sebagai ketimpangan sistemik dan ketidakadilan dalam birokrasi serta ekonomi Indonesia. Anies ingin membawa perubahan dengan menawarkan pendekatan yang berorientasi pada keadilan sosial, yang sangat selaras dengan semangat revolusi nasional Indonesia.
Perubahan yang ia usung lebih menekankan perbaikan dalam hal tata kelola, pendidikan, dan kemanusiaan, serupa dengan transformasi revolusi yang bertujuan menciptakan tatanan baru yang lebih berkeadilan. Jika revolusi dulu dilakukan dengan mengangkat senjata dan perlawanan fisik, maka gerakan Anies Baswedan berupaya mengubah Indonesia melalui reformasi kebijakan dan penguatan moral politik.

Sehingga kita bisa merunut bahwa gerakan perubahan yang diusung oleh Anies sejatinya tidak terputus dengan semangat global yang anti terhadap penindasan, otritarianisme, korupsi, kolusi dan nepotisme yang sejatinya melawan demokrasi dan semangat reformasi 98. Analogi Semangat Perubahan Global dengan Gerakan Perubahan Anies Baswedan

1.    Revolusi Prancis: Keadilan dan Kesetaraan Sosial

Revolusi Prancis di akhir abad ke-18 adalah salah satu contoh perubahan besar yang melahirkan tatanan baru. Didominasi oleh keresahan rakyat terhadap ketimpangan sosial yang mencolok, revolusi ini mendorong nilai-nilai kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Kelas bawah yang selama ini tertindas oleh kaum aristokrat bangkit untuk menuntut keadilan dan hak-hak mereka.

Dalam konteks Indonesia modern, Anies Baswedan mengusung semangat yang mirip. Ia sering berbicara tentang pentingnya mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi. Dalam retorikanya, Anies mengedepankan kesetaraan akses terhadap pendidikan, lapangan kerja, dan pelayanan publik, yang selaras dengan semangat Revolusi Prancis yang berfokus pada keadilan sosial. Anies menginginkan transformasi birokrasi yang lebih adil dan transparan, dengan tujuan menciptakan kesetaraan bagi semua golongan, bukan hanya yang berkuasa atau memiliki akses ekonomi besar.

2.    Revolusi Amerika

 Perjuangan untuk Kebebasan dan Pemerintahan yang

Revolusi Amerika yang terjadi pada akhir abad ke-18 juga menginspirasi perubahan global. Perjuangan melawan kolonialisme Inggris, yang dipicu oleh ketidakadilan pajak dan kontrol absolut, membawa konsep pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat untuk rakyat. Revolusi ini menandai kelahiran prinsip-prinsip demokrasi modern yang mengedepankan kebebasan individu dan hak rakyat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.

Anies Baswedan juga berbicara tentang pentingnya demokrasi yang sehat dan berfungsi. Dia sering mengkritik adanya oligarki dan dominasi kekuasaan yang tidak melibatkan rakyat secara aktif. Anies mengusulkan sistem yang lebih terbuka dan inklusif, di mana rakyat memiliki peran lebih besar dalam pengambilan keputusan. Hal ini mencerminkan semangat Revolusi Amerika, di mana partisipasi masyarakat menjadi dasar dalam pembentukan kebijakan negara.

3.    Gerakan Reformasi Indonesia: Perubahan Politik dan Keadilan Rakyat

Di dalam negeri, Gerakan Reformasi Indonesia pada tahun 1998 mengakhiri rezim otoriter Orde Baru yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade. Gerakan ini dipicu oleh krisis ekonomi, maraknya korupsi, dan ketidakpuasan terhadap otoritarianisme. Perjuangan rakyat membawa Indonesia memasuki era demokrasi baru dengan tatanan politik yang lebih transparan dan inklusif.

Anies Baswedan sering dianggap sebagai bagian dari generasi politikus yang muncul setelah era reformasi, membawa semangat baru yang berfokus pada tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Mirip dengan semangat reformasi, Anies mendorong pemberantasan korupsi, transparansi, dan keterlibatan publik dalam proses pemerintahan. Ia ingin membangun sistem politik yang tidak hanya demokratis secara prosedural, tetapi juga substantif—di mana keadilan bagi seluruh rakyat dapat diwujudkan.

4.    Gerakan Civil Rights di Amerika: Persamaan Hak dan Anti-Diskriminasi

Pada pertengahan abad ke-20, Amerika Serikat diguncang oleh Gerakan Hak Sipil (Civil Rights Movement) yang dipimpin oleh tokoh seperti Martin Luther King Jr. Gerakan ini menuntut persamaan hak bagi orang kulit hitam dan mengakhiri diskriminasi rasial. Mereka berjuang untuk keadilan melalui aksi damai, perlawanan tanpa kekerasan, dan advokasi kebijakan yang lebih adil.

Anies Baswedan, dalam semangat yang sama, mengusung kebijakan yang menentang diskriminasi dalam berbagai bentuk. Salah satu fokus utamanya adalah memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap peluang pendidikan dan kesejahteraan. Seperti halnya Gerakan Hak Sipil yang memperjuangkan kesetaraan tanpa kekerasan, Anies berusaha membangun Indonesia yang lebih adil dengan cara damai melalui kebijakan dan program yang memberdayakan seluruh lapisan masyarakat. Gerakan Anies ini sejatinya gerakan melawan penindasan kaum penjajah yang merampas kedaulatan negara dan hak warga negara. Bung Karno sang Proklamator mengatakan dalam salah satu pidatonya mengatakan perjuanganku tak sesulit perjuangan kalian kelak, Aku melawan penjajah asing dan kalian akan melawan bangsamu sendiri yang bermental penjajah.
.
Surabaya, 15 September 2024

M. Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya