Anies Pemimpin Otentik?

"Manusia lahir dari rahim ibu, tapi pemimpin lahir dari rahim masyarakat". Itulah pemimpin sejati (authentic leader) yang bekerja untuk melayani dan melindungi kepentingan masyarakat. Artinya, pemimpin sejati itu personifikasi idealisme publik. Ia tidak dikatrol oleh, sebutlah cawe-cawe rezim penguasa, atau pesanan oligarki, untuk melayani kepentingan mereka. Pemimpin sejati tumbuh bersama dan menjadi tumpuan harapan masyarakat.

Idealisme Publik

Berangkatnya dari sini, idealisme publik. Negara dibentuk oleh rakyat, untuk melayani dan melindunginya. Seorang yang mengemban tugas negara, dalam hal ini pejabat negara, haruslah negarawan, yaitu yang bekerja untuk melayani kepentingan warga negara (publik).

Seorang negarawan wajib memegang teguh idealisme publik itu, sebagai dasar semua kebijakan publik. Maka baik misi, visi, strategi, nilai dan program yang dikerjakannya, haruslah dalam bingkai idealisme publik itu. Artinya, menjadi pemimpin publik itu ya menjadi harapan publik. Ia hadir sebagai personifikasi harapan publik. Sehingga kalau dikatakan, 'negara hadir', itu artinya pemimpin hadir memenuhi harapan publik.

Semakin ke sini, perihal idealisme publik ini, semakin mendesak untuk kita tegakkan. Karena, banyak tindakan elit penguasa yang memegang otoritas atas nama negara, sudah tidak lagi bertindak untuk dan atas nama rakyat. Sebut saja yang paling santer, banyaknya penggusuran paksa atas nama dan demi proyek strategis nasional (PSN PIK2, Rempang, IKN, dan lainnya). Semakin ororiter penguasa, semakin jauh pula idealisme publik itu.

Oleh karena itu sangat penting kita mengembalikan dan meneguhkan idealisme publik itu dalam konteks kita memilih pemimpin negeri ini, terutama menjelang Pilkada Serentak 2024 ini.

Pemimpin Otentik

Adalah Robert W. Terry yang mempopulerkan istilah pemimpin otentik (Authentic Leadership, 2002). Cirinya, setidaknya ada 6: pertama, preferensi kepribadiannya, tulus dan tidak neko-neko (tidak ada kebohongan dan penipuan). Kedua, inclusiveness, keterbukaan dan menghargai keragaman; ketiga, koreksi ke dalam diri sendiri; keempat, merangkul semua, mendorong keterlibatan yang reflektif: kelima, arah dan visi yang jelas dan terukur; keenam, etika sosial universal.

Untuk berani menilai Anies Baswedan, lihatlah ke Jakarta 2017-2022. Siapa kepala Daerah di Indonesia yang maju kontestasi tanpa mahar ke partai? Saat banyak kandidat yang merayu Partai, Anies malah dilamar oleh partai. Artinya, pemimpin itu dibutuhkan oleh publik. Anda tidak harus Ketum Partai untuk nyalon jadi pemimpin publik. Memang itu langka, tapi itulah Anies yang maju nyalon dan menjadi Gubernur terpilih, dengan dukungan rakyat atas idealisme yang dipegangnya.

Anies maju di tengah kepercayaan publik terhadap integritas para pemimpin, yang rendah saat itu. Anies memandang jabatan Gubernur atau apapun di publik adalah amanah untuk berkontribusi bagi rakyat. Ia tidak mengemis jabatan, tapi justru diminta dan dipilih oleh rakyat untuk tampil memimpin.

Ketulusan dalam kesederhanaannya dapat dilihat dan dirasakan oleh siapapun yang mendekat kepadanya. Berbicara di depan publik sangat hati-hati, karena harus mempertimbangkan kebenaran, keadilan dan kepentingan publik. Rumus 4 prinsip kebijakan publik (keadilan, publik interest, common sense dan regulasi) menggambarkan keyakinannya bahwa idealisme publik itu harus diutamakan. Pemenuhan janji saat kampanye Pilgub DKI 2017, nyaris dipenuhi semuanya.

Inklusivitas Anies sangat tidak diragukan, ketika ia merangkul semua kalangan yang beragam. Istilah 'jangkau semua' dan libatkan lebih banyak orang dalam kebijakan publik', menggambarkan Anies sangat egaliter dan terbuka. Kebhinekaaan Anies terwujud dalam semua kebijakannya sebagai Gubernur yang memberikan pelayanan setara kepada semua suku, kelompok dan penganut agama.

Visi Anies saat memimpin Jakarta, tampak jelas terukur dan terarah: Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua, menunjukkan Anies yang visoiner. Ini kemudian dijabarkan ke dalam misi yang lebih detil. Tagline 'gagasan, narasi dan karya' menunjukan Anies terbuka untuk menampung semua masukan bagi kebijakan publik.

Anies telah melambung ke mancanegara, bahkan sebelum menjadi Gubernur DKI. Dunia memberi penghargaan. Pasti atas kompetensi dan prestasinya. Pun juga, prestasi DKI saat ia pimpin. Ratusan penghargaan ia terima. Ini artinya, Anies adalah warga dunia, yang hidup dengan etika sosial universal.

Tentu Anies hanyalah manusia. Maka, ujar teman-teman, 'jangan bandingkan Anies dengan kesempurnaan'. Pastilah, siapapun yang dibandingkan dengan kesempurnaan, tak ada yang sempurna.

Penutup

Apakah Anies authentic leader? Tergantung parameter dan informasi yang kita gunakan. Mereka yang tidak objektif, biasanya akan bias pada kepentingannya. Tapi yang berusaha melihat data dengan ilmu, akan bisa mengambil kesimpulan bahwa Anies pemimpin yang didambakan rakyat. Setidaknya mereka yang punya idealisme bernegara.

DKI Jakarta adalah barometer Indonesia. Kemajuan ekonomi, keragaman, dinamika, pendidikan, kebudayaan dan pusat informasi, semua ada di Jakarta. Jakarta tidak hanya butuh gubernur, tapi pemimpin otentik yang nasionalis dan memiliki rekam jejak yang baik. Selamat berjuang Pak Anies... ????????

Legisan Samtafsir, Konsultan Pilkada Bermartabat 2024, Ketum Indonesia Gemilang