Anies Baswedan, meskipun tidak lagi menjabat sebagai gubernur atau memiliki jabatan eksekutif formal, terus membuktikan bahwa kiprah dan pengaruhnya dalam kancah politik dan pendidikan tidak pernah padam. Sejak menyelesaikan masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies bukanlah sosok yang hilang dari peredaran politik. Sebaliknya, gerakan perubahan yang diusungnya justru mendapat sambutan luar biasa, baik di dalam negeri maupun internasional.
Setelah pelaksanaan pilpres , Anies juga digadang – gadang untuk maju Pilgub di Jakarta karena elektabilitasnya yang sangat tinggi, Namun sayang, sikap baik Anies yang mempercayai dukungan partai koalisi perubahan, PKS, Nadem dan PKB, ternyata dikhianati oleh partai partai politik tersebut. Satu persatu, partai tunduk pada tekanan istana dengan kasus yang menyandera. Anies tak mendapatkan dukungan dari partai – partai tersebut dan ditinggalkan, bahkan PDIP yang menegaskan diri sebagai partai oposisi terhadap Jokowi, diakhir penentuan juga mendepak Anies. Partai – parati politik tak lagi bisa menghargai suara rakyat, mereka lebih mengedepankan kepentingan kekuasaan dan transaksi politik antar mereka dan istana.
Gerakan perubahan yang dibawa Anies merupakan refleksi dari kegelisahan masyarakat yang mendambakan perubahan konkret dan berkelanjutan. Anies berbicara tentang masa depan Indonesia yang inklusif, adil, dan penuh peluang untuk semua kalangan. Visi ini menggugah banyak pihak dan terus mendapat tempat di hati masyarakat. Anies bukan sekadar politisi, tetapi intelektual yang memiliki rekam jejak panjang dalam bidang pendidikan dan kebijakan publik, yang membuat gagasan dan visinya mampu menembus sekat-sekat ideologi dan wilayah.
Yang terbaru, aktivitas Anies dalam dunia pendidikan semakin mendapat sorotan setelah ia diundang sebagai dosen tamu di Jepang. Di negeri matahari terbit tersebut, Anies memberikan kuliah kepada mahasiswa, berbagi wawasan dan pengalaman mengenai kebijakan pendidikan, pemerintahan, serta visi tentang masa depan Indonesia yang lebih baik. Pengakuan internasional ini menegaskan status Anies sebagai tokoh perubahan yang diakui dunia. Undangan mengajar di Jepang bukan hanya mencerminkan kepercayaan terhadap kapasitas intelektual Anies, tetapi juga menunjukkan bahwa gerakan perubahan yang diusungnya mendapat perhatian dan dukungan global.
Di dalam negeri, Anies tetap menjadi magnet bagi mereka yang menginginkan perubahan signifikan dalam sistem pemerintahan, kebijakan publik, dan arah pembangunan nasional. Dukungan terhadapnya tidak berkurang, malah semakin kuat. Dalam berbagai kesempatan, Anies terus aktif berbicara tentang pentingnya membangun Indonesia dengan prinsip keadilan sosial dan demokrasi yang lebih baik. Ia tidak pernah berhenti mengingatkan bahwa tujuan reformasi tidak boleh dilupakan atau diselewengkan oleh kepentingan jangka pendek.
Kiprah Anies yang konsisten ini menunjukkan bahwa dirinya bukanlah sosok yang mudah ditundukkan oleh keadaan. Di saat banyak politisi lain memilih untuk meredup setelah lepas dari jabatan formal, Anies justru seakan menemukan energi baru untuk melanjutkan perjuangan dan visinya. Ketika banyak tokoh tampak terjebak dalam rutinitas politik pragmatis, Anies hadir dengan ide-ide segar yang terus relevan dengan perkembangan zaman.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Anies Baswedan “tak ada matinya.” Gerakan dan gagasan yang ia usung terus berkembang, bahkan semakin kuat seiring waktu. Dari dalam negeri hingga ke panggung internasional, Anies terus menjadi figur sentral dalam diskusi tentang masa depan Indonesia. Dia bukan hanya simbol perubahan, tetapi juga penggerak utama yang tidak kenal lelah dalam memperjuangkan masa depan yang lebih baik untuk semua.
Di tengah perubahan politik yang begitu cepat, Anies terus menunjukkan bahwa perubahan yang ia tawarkan lebih dari sekadar retorika politik. Ini adalah gerakan yang nyata dan terukur, didukung oleh pengalaman, kecerdasan, dan kepedulian yang tulus. Tepatlah jika Anies disebut sebagai tokoh yang tak pernah mati, karena semangat dan kiprahnya terus hidup dan memengaruhi banyak orang.
Meski saat ini terlihat isu tak sedap, bahwa ada beberapa oknum yang mengatas namakan relawan Anies, meninggalkan dan mendukung paslon gebernur Jakarta yang tak didukung rakyat, tapi percayalah bahwa ini adalah bagian dari seleksi alam, Anies tak akan berhenti dan gerakan perubahan akan membesar bersama waktu dan momentumnya. Bukankah gagasan besar hanya akan bisa diperjuangkan oleh mereka yang berjiwa besar dan bernyali besar ? Mas Anies , Jangan berkecil hati dan jangan sedih, kami berdiri bersama anda dalam garis perjuangan perubahan.
Surabaya, 23 September 2024
M. Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya