Roma 4:13-25
Menanti hal yang tak kunjung tiba, tentu sangat tidak nyaman. Dalam situasi ini kita bisa merasa gelisah, kehilangan kesabaran, marah, putus asa dan sebagainya. Ada hal sepele yang kita nanti, tapi juga ada hal besar. Mungkin kita menanti kapan penyakit kita sembuh, kapan kondisi keluarga kita menjadi lebih baik, kapan kita menemukan pasangan hidup dan sebagainya.
Seperti halnya Abraham, dia bukan hanya menanti apa yang ia harapkan tapi menanti janji yang Tuhan sendiri nyatakan untuk dirinya yaitu “engkau akan menjadi bapa banyak bangsa” (Roma 4:18, Kejadian 15:5). Bisa jadi semula Abraham tidak pernah punya mimpi atau harapan sebesar itu, tapi ketika Tuhan sendiri yang memberi janji, maka sebagai manusia sangatlah wajar bahwa ia akan menaruh harapan bahwa janji itu akan terwujud bahkan segera terwujud.
Seiring berjalannya waktu, tahun demi tahun terlewati hingga usia Abraham kira-kira seratus tahun. Rahim Sara istrinya telah tertutup. Tidak ada tanda bahwa Tuhan akan memenuhi janjinya, bahkan secara realita dan logika Abraham melihat kemustahilan janji itu terwujud. Bagaimana di usia dia dan istrinya yang telah tua, mereka bisa memiliki anak?
Ketika apa yang kita harapkan tak kunjung tiba padahal kita sangat menginginkan hal itu, berbagai reaksi bisa muncul, seperti: kita tergoda untuk mencari jalan pintas, kita meragukan Tuhan, kita kehilangan harapan bahkan mungkin marah kepada Tuhan. Namun Abraham bapa orang percaya tidak kehilangan harapan. Imannya tidak menjadi lemah, bahkan makin kuat dan ia memuliakan Allah. Apa kuncinya? Pengenalan akan Allah.
Abraham mengenal Allah dengan baik. Ia percaya bahwa Allah berkuasa melakukan apa yang sudah Ia rencanakan dan Allah akan menepati janji-Nya. Dari ayat ini kita belajar, pertama: tundukkan semua keinginan dan harapan kita sesuai dengan perkenan Tuhan. Seperti dikatakan dalam Filipi 4:6 “…tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Artinya kita boleh menyampaikan harapan atau keinginan kita kepada Allah dengan tetap tunduk pada kehendak-Nya. Kedua, menanti rencana Allah diwujudkan dalam diri kita adalah hal yang penuh tantangan. Iman yang kuat berdiri di atas pengenalan akan Allah bukan berdasar apa yang sanggup kita lihat, realita maupun logika.
Marilah dalam masa Prapaska ini kita makin mengenal Dia, menjalani hidup dengan iman yang makin berkenan kepada-Nya seperti Abraham, bapa orang percaya.
Stefani Sutedjo
BACAAN ALKITAB PEKAN INI
Minggu, 25 Feb 2024 Kejadian 17:1-7, 15-16; Mazmur 22:23-31; Roma 4:13-25;
Markus 8:31-38
Senin, 26 Feb 2024 Kejadian 21:1-7; Ibrani 1:8-12
Selasa, 27 Feb 2024 Kejadian 22:1-19; Ibrani 11:1-3, 13-19
Rabu, 28 Feb 2024 Yeremia 30:12-22; Yohanes 12:36-43
Kamis, 29 Feb 2024 Keluaran 19:1-9; 1 Petrus 2:4-10
Jumat, 01 Mar 2024 Keluaran 19:9-15; Kisah Para Rasul 7:30-40
Sabtu, 02 Mar 2024 Keluaran 19:16-25; Markus 9:2-8
Sumber: Revised Common Lectionary. (Warta Jemaat GKI Ngagel — 25 Februari 2024)