Renungan Kristen: Hidup Menurut Hati Nurani yang Baik

1 Petrus 3:18-22

Salah satu proses pemurnian emas adalah dengan menggunakan suhu sangat tinggi untuk memisahkan batuan dan emas yang terkandung di dalamnya. Pertama, batuan dikeringkan, kemudian dipanggang menggunakan beberapa bahan kimia, lalu didekomposisi menggunakan tungku.

Setelah itu batuan dilelehkan untuk kemudian dipisahkan dari emas yang terkandung di dalamnya. Semua tahapan proses ini melibatkan panas luar biasa yang bertujuan untuk dapat menghasilkan emas murni seperti yang kita kenal di pasaran.

Proses pemurnian tidak pernah menjadi proses yang mudah. Bukan hanya emas, zat-zat lainnya juga akan melalui berbagai tahapan di dalam proses pemurniannya.

Pemisahan antara zat asli dan zat pengotor membutuhkan proses berlapis dan berliku-liku. Lalu bagaimana jika yang dimurnikan adalah hati manusia? Tentunya lebih tidak mudah lagi karena hati manusia telah tercemar dengan dosa.

Pemisahan antara hati nurani yang bersih dan dosa yang mengotorinya tidak bisa dilakukan oleh manusia sendiri. Dibutuhkan kuasa yang lebih besar untuk bisa melakukannya.

Syukur kepada Allah, oleh karena kasih-Nya kepada umat-Nya sehingga Ia mengutus Anak-Nya untuk membebaskan manusia dari dosa. Pemurnian hati manusia tidak lagi melalui proses berlapis dan berliku-liku melainkan telah tuntas dilakukan melalui pengorbanan Kristus di atas kayu Salib.

Rasul Petrus menulis dalam suratnya, “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah,” (ay.18). Ketika masih dicemari dosa, kita tidak dapat datang secara langsung kepada Allah.

Itulah sebabnya umat Perjanjian Lama membutuhkan Imam sebagai pengantara kepada Allah. Namun Yesus, melalui kematian-Nya, memisahkan manusia dengan dosa dan menyatukan manusia dengan Allah sebagai umat yang dikasihi-Nya.

Pengorbanan Yesus seperti jalan pintas yang membawa umat-Nya kepada pemurnian tanpa melalui tahap-tahap yang menyakitkan. Umat Alllah dimampukan untuk hidup dengan hati nurani yang baik. Inilah kunci dari proses pemurnian yang terjadi melalui kematian dan kebangkitan Kristus.

Ketika orang percaya dimurnikan, mereka juga disanggupkan untuk “memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah – oleh kebangkitan Yesus Kristus,” (ay.21). Kita tidak lagi terus hidup di dalam kecemaran. Ada kesadaran untuk meminta hati nurani yang baik kepada Allah. Ada upaya untuk tidak lagi mengotori hidup yang telah disatukan dengan Allah melainkan berusaha untuk mengikuti pimpinan Roh Kudus di dalam setiap langkah hidup kita.

Happy Endini Adriani Toelle

BACAAN ALKITAB PEKAN INI

Minggu, 18 Feb 2024 Kejadian 9:8-17; Mazmur 25:1-10; 1 Petrus 3:18-22;

Markus 1:9-15

Senin, 19 Feb 2024 Ayub 4:1-21; Efesus 2:1-10

Selasa, 20 Feb 2024 Ayub 5:8-27; 1 Petrus 3:8-18

Rabu, 21 Feb 2024 Amsal 30:1-9; Matius 4:1-11

Kamis, 22 Feb 2024 Kejadian 15:1-6, 12-18; Roma 3:21-31

Jumat, 23 Feb 2024 Kejadian 16:1-6; Roma 4:1-12

Sabtu, 24 Feb 2024 Kejadian 16:7-15; Markus 8:27-30

Sumber: Revised Common Lectionary. (Warta Jemaat GKI Ngagel Surabaya)