Surat Terbuka Kepada Anggota DPD RI

Oleh: AA LaNyalla Mahmud Mattalitti

Ibu Bapak dan Adinda, para Anggota DPD RI yang saya banggakan,

Hari ini adalah momen penting bagi kita. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Sekaligus hari bersejarah bagi perjalanan hidup kita semua. Karena hari ini kita semua diambil sumpah dan janji. Sesuai dengan agama dan keyakinan kita masing-masing.

Sumpah yang tidak main-main. Karena bagi saya, umat Islam, sumpah dengan Al-Quran adalah sesuatu yang sangat serius. Karena akan kita pertanggung jawabkan langsung kepada Allah SWT di akhirat kelak.

Salah satu kalimat dalam sumpah tersebut adalah kita akan bekerja dengan sungguh-sungguh. Dengan mengutamakan kepentingan bangsa, negara, dan daerah, daripada kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Sehingga negara ini diharapkan akan dapat mencapai tujuan lahirnya, yaitu agar menjadi Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.

Itulah yang selama lima tahun ini saya kerjakan sebagai Ketua DPD RI. Saya jadikan lembaga ini menjadi rumah terbuka bagi semua elemen masyarakat. Saya terima siapapun dan kapanpun mereka mau bertemu. Saya datangi hampir semua undangan ke daerah. Untuk apa saya lakukan semua itu? Untuk memenuhi sumpah saya.

Itulah mengapa saya menjaga diri saya secara pribadi untuk tidak main-main dengan kekuasaan, terutama untuk memanfaatkan posisi saya untuk memperkaya diri pribadi atau orang lain.

Bapak Ibu dan adinda para Senator dapat melihat dan membuka Laporan Harta Kekayaan saya di website LHKPN yang dalam Lima Tahun saya menjadi Ketua DPD RI, dimana angkanya justru menurun dari tahun ke tahun. Ini fakta. Bukan mengada-ada. Silakan dilihat, karena dokumen tersebut dapat diakses secara terbuka.

Tetapi saya bangga. Karena saya membangun tradisi bagaimana menjalani kehidupan sebagai pejabat negara. Bagaimana saya memberikan contoh, satunya kata dan perbuatan. Komitmen dan konsistensi, serta integritas.

Karena saya sadar. Semua fasilitas sebagai pejabat negara yang saya terima bersumber dari pajak yang mengalir dari keringat rakyat. Keringat buruh, keringat pedagang kelontong, keringat tukang dan kuli bangunan, keringat tukang becak dan keringat para pekerja, yang terkadang harus menangis di malam hari memikirkan nasib keluarga dan anak-anaknya. Dan mereka ada di seluruh daerah di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote.

Sehingga saya mendedikasikan waktu saya hanya untuk menjalankan tugas sebagai pejabat negara. Karena sejak saya dilantik sebagai Ketua DPD RI pada Oktober 2019 lalu, saya mundur dan berhenti dari semua aktivitas bisnis, yang sebelumnya saya jalani ketika menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri di Jawa Timur.

Para Senator yang saya banggakan,

Oleh karena itu, marwah lembaga ini harus kita jaga. Integritas kita sebagai pejabat negara juga harus kita jaga. Karena kita adalah orang-orang yang diberi amanat dan yang dipilih oleh masyarakat di daerah. Yang berharap suara mereka memiliki saluran yang lebih luas untuk didengar.

Kita harus mengawal dan mendorong kebijakan pemerintah untuk berpihak kepada daerah. Untuk dapat terlaksana dengan efektif dan bermuatan keadilan. Baik keadilan sosial maupun ekonomi. Sehingga tujuan lahirnya negara ini, seperti termaktub di dalam Alinea ke-empat Pembukaan Konstitusi kita bisa lebih cepat kita wujudkan.

Untuk itu, kita harus memberi masukan yang nyata dan faktual kepada pemerintah. Sekaligus memandu peta jalan melalui hasil pengawasan-pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang yang kita lakukan.

Sehingga saya tegaskan, bila ada yang mengatakan bahwa saya oposisi pemerintah adalah fitnah yang tidak berdasar. Karena yang saya lakukan justru memandu peta jalan pembangunan, dengan menyuarakan aspirasi masyarakat di daerah. Sehingga pembangunan benar-benar membawa kemakmuran bagi masyarakat di daerah.

Dengan demikian, bangsa ini akan semakin kuat. Karena rakyat sebagai pemilik kedaulatan akan merasakan makna dari tujuan lahirnya negara ini. Sehingga pembentukan jiwa Nasionalisme dan Patriotisme seluruh rakyat Indonesia, apapun latar belakangnya, akan terbangun dengan sendirinya, untuk mewujudkan Indonesia Emas.

Apalagi tantangan masa depan yang semakin berat. Akibat gangguan yang dialami semua negara di dunia, baik gangguan akibat ketegangan geopolitik kawasan dan regional. Juga ancaman percepatan teknologi dan gangguan lingkungan akibat perubahan iklim. Hal itu menegaskan jika bangsa ini harus memiliki satu tekad bersama untuk memperkokoh kedaulatannya sebagai sebuah negara.

Untuk itu diperlukan satu tekad bersama. Kerjasama, semangat kejuangan dan sumbangsih positif, serta keterlibatan semua elemen bangsa tanpa kecuali dan tanpa syarat.
 
Dan itu hanya bisa terjadi apabila kita konsisten menjalankan tugas dan peran masing-masing, sesuai dengan amanat dan sumpah yang kita ucapkan. Bukan sebaliknya, malah membawa Lembaga Negara ini sebagai batu pijakan atau tunggangan kepentingan pribadi dan kelompok. Atau semata untuk membangun kedekatan dengan pemerintah, kementerian dan lembaga saja.

Karena jika itu yang kita lakukan. Kita justru tidak membantu Presiden mewujudkan program-programnya. Malah sebaliknya, kita akan menjadi beban bagi Presiden. Karena pola hubungan yang justru seperti benalu, yang mengekor dan menghisap kekuasaan. Sehingga kita akan semakin lupa dengan amanat rakyat di daerah yang kita pikul di pundak kita.

Karena itu saya bertekad untuk kembali menjadi teladan dan contoh, bagaimana kita mengabdikan diri dan mewakafkan hidup untuk benar-benar bekerja demi rakyat di daerah. Untuk kembali memimpin Lembaga DPD RI. Untuk itu, saya mohon restu kepada Bapak Ibu dan Adinda, para Senator yang saya banggakan.

Akhir kata, saya ingin mengatakan bahwa apa yang ditakdirkan Allah SWT kepada saya, pasti yang terbaik. Dan saya akan ridho dengan takdir Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena saya tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada hari esok. Karena boleh jadi apa yang kita sangka baik bagi kita, ternyata jalan menuju keburukan. Dan sebaliknya.

Karena itu saya hanya berdoa. Jika Allah SWT, menakdirkan saya memimpin kembali DPD RI, semoga Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa yang menggerakkan hati Bapak Ibu dan Adinda para Senator untuk memilih kami. Karena sesungguhnya Allah Maha membolak-balikkan hati manusia.

Jakarta, 1 Oktober 2024

Penulis adalah anggota DPD RI masa bakti 2024-2029