Tantangan Etika Pariwisata Asing

Indonesia, tanah kelahiran keindahan alam dan kebudayaan yang luar biasa, telah menjadi magnet bagi para turis asing yang ingin menjelajahi pesonanya. Keramahan dan sambutan hangat dari warga Indonesia menjadi salah satu ciri khas yang membuat pengalaman wisata semakin berkesan. Namun, keramahan dan sambutan hangan dari para warga Indonesia sering sekali disalahgunakan oleh para turis asing yang berkunjung ke Indonesia terutama di Bali. Sudah banyak kejadian dimana para turis asing bertingkah tidak senonoh ketika mereka berkunjung ke Bali.

Contohnya-contohnya banyak disebutkan oleh website Tempo Travel. Salah satunya banyak turis asing yang overstay di Bali. Overstay terjadi ketika seseorang tetap tinggal di suatu negara melebihi waktu yang diizinkan oleh otoritas imigrasi dengan visa yang dimilikinya. Dalam kata lain, banyak turis asing yang tinggal secara illegal di Indonesia. Dan bahkan sempat ada kasus dimana beberapa turis asing melakukan overstay di Indonesia lalu menulis buku dimana ia menceritakan bagaimana cara dia tinggal secara illegal di bali dan bagaimana dia menginspirasi para turis asing lain untuk melakukannya. Lalu contoh selanjutnya adalah contoh yang sangat lucu.

Ada beberapa turis asing yang membuat petisi karena mereka merasa terganggu dengan suara ayam yang berkokok. Mereka membuat petisi yang ditanda-tangani oleh turis asing lainnya yang lalu dikirim ke Kantor Camat Kuta Selatan. Lalu solusi dari sang camat adalah, jika tidak ingin mendengar suara ayam berkokok, pindahlah ke hotel yang lebih mahal yang areanya sudah terjamin tentram dan jauh dari perkampungan warga. Tetapi ditolak oleh para turis asing dengan alasan mereka tidak punya cukup uang untuk Hotel.

Fenomena-fenomena seperti ini harus lebih diperhatikan oleh pemerintah kita. Jangan sampai kita terlalu baik kepada turis asing lalu memberikan mereka kenyamanan untuk melakukan apapun yang mereka mau hingga melakukan tindak kriminal dan merusak citra bangsa. Beberapa bulan lalu bahkan ada salah satu turis asing yang berada dibawah pengarus alcohol, menerobos barisan penari adat yang sedang dilangsungkan di Bali. Parahnya, turis tersebut menerobos penari dan naik ke atas pangung tanpa memakai busana apapun. Benar-benar telanjang.

Perilaku-perilaku tidak senonoh seperti ini yang dilakukan oleh turis asing, benar-benar bisa merusak citra wisata Indonesia secara keseluruhan. Bukan hanya Bali yang terkena dampaknya, tetapi juga dampak negatif ini dapat meluas ke destinasi wisata lain di seluruh negeri. Citra Indonesia sebagai tujuan wisata yang aman, ramah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya terancam rusak akibat perilaku tidak pantas ini. Selain berdampak pada citra dan budaya, perilaku tidak senonoh turis asing juga dapat mengancam keamanan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Pelecehan seksual, konflik dengan penduduk lokal akibat perilaku tidak pantas, dan penyalahgunaan narkoba dapat menciptakan situasi yang tidak aman dan tidak nyaman bagi masyarakat setempat. Ini juga dapat mengganggu keseimbangan sosial dan merusak kerukunan di komunitas.

Sudah ada beberapa rakyat yang mendesak para pemerintah Bali untuk memberlakukan The Dos and Donts for Tourist. Yang mana ini akan menjadi sebuah guide untuk para turis asing tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan di Bali. Tapi menurut saya, itu tidak cukup untuk menertibkan para turis asing yang sudah terlewat batas. Pemerintah harus benar-benar lebih tegas dalam mengawasi turis turis asing ini. Hukuman yang pantas pun harus diberlakukan kepada mereka. Dan deportasi harus lebih ditekankan. Lalu direvisi juga peraturan visa negara kita.

Jangan biarkan orang sembarangan masuk ke Indonesia. Pertanyaan berapa uang dan income yang mereka miliki di dompet mereka sangatlah perlu dicantumkan untuk mendapatkan visa negara kita agar para turis tidak kehabisan uang ditengah jalan dan malah menjadi masalah bagi para pemerintah Indonesia. Jangan sampai negara kita lengah pada para turis asing dan malah membuka jalur kepada para turis illegal. Sudah pernah terjadi kejadian seperti ini kepada salah satu negara di arab dimana mereka mempersilahkan para turis asal masuk ke negeri mereka dan malah di akhir, para turis tersebut mencoba untuk mengklaim tanah negara tersebut dan terjadilah perang antar para turis yang ingin membuat negara baru dengan para penduduk setempat.

28 September 2023

Thio Ahlan Shakura, Kolumnis, Koordinator Sahabat Anies Internasional (SAI) Korea Selatan