Tetap Waspada, Tunda Dulu untuk Berlibur
Selain mengeluarkan imbauan tersebut, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC), yakni upaya untuk mencegah terjadinya hujan dengan skala besar.�| Foto: Istimewa

Beni Kusuma, urban explorer

Menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi pada hari-hari di pergatian tahun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun merespons dengan cepat. Salah satunya, pada Selasa (27/12) lalu, mengeluarkan imbauan kepada perusahaan-perusahaan yang berkantor di DKI Jakarta untuk menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) kepada para karyawannya.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, di Balai Kota Jakarta, penerapan kebijakan itu tentu disesuaikan juga dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.  Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk antisipasi terhadap bencana yang mungkin terjadi.

Tentu masuk dalam imbauan ini juga adalah kegiatan berlibur. Maklum, akhir tahun merupakan liburan semester bagi siswa-siswi di Jakarta dan sekitarnya. Dengan kondisi semacam ini –yang diakibatkan dengan cuaca ekstrem yang mungkin terjadi alangkah bijaksana bila orang tua memberikan pemahaman pada anak-anaknya yang sudah tak sabar untuk menghabiskan waktu liburnya dengan kegiatan wisata. Apa boleh buat, meski sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari, menunda liburan tentu saja pilihan yang tepat.

Selanjutnya, imbauan lainnya siapa pun diminta memantau perkiraan cuaca secara berkala melalui akun resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Hal itu merupakan bentuk dari kewaspadaan  terhadap segala potensi yang bisa terjadi.

Selain mengeluarkan imbauan tersebut, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC), yakni upaya untuk mencegah terjadinya hujan dengan skala besar.  Dari hasil kordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dengan TNI AU dan BRIN, terdapat dua pola penanganan untuk TMC.

Pertama, dengan 'jumping process' atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanya sekadar gerimis.  Kedua, dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan, dengan cara menambah inti kondensasi.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyebutkan berdasarkan kesiapan TNI AU, untuk jenis pesawat CN-212, dapat membawa 800 kg bahan semaian garam dengan teknik penyebaran dilakukan secara manual.

Sedangkan, jenis pesawat Cassa dapat memuat 2,4 ton yang membutuhkan waktu 2 jam untuk mempersiapkan semaian garam ke dalam bentuk konsul. Adapun jenis pesawat Hercules dapat memuat minimal 5 ton bahan semaian.

TMC hanya akan efektif dilakukan mulai pagi hari hingga sekitar pukul 17.00, dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4-15 jam ke depan. TMC dapat disiapkan untuk dilaksanakan di Jakarta, apabila sudah ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah.

Tentu semua kita berharap cuaca ekstrem dengan semua bencana yang diakibatkannya tidak terjadi di Ibu Kota. Toh begitu, seperti pepatah sedia payung sebelum hujan – harus tetap dilakukan.  Hal itu pula yang dilakukan BPBD DKI Jakarta dengan menyiapkan berbagai langkah untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Persiapan itu dilakukan dengan melakukan pendistribusian sarana dan prasarana pendukung penanganan banjir di setiap kelurahan kawasan rawan banjir, memastikan kesiapan posko siaga bencana dan lokasi-lokasi pengungsian (berikut kelengkapan pendukung), dan serta menyiagakan 267 personel Petugas Penanggulangan Bencana/TRC di seluruh kelurahan di Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana.

Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga telah berkoordinasi dengan BNPB, BMKG, para Wali Kota/Bupati, dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menjalin kolaborasi dalam penanggulangan bencana.

Hal penting lainnya adalah dengan membuka ruang partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan bencana banjir bersama melalui kegiatan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana bagi aparatur, relawan dan masyarakat lainnya. Di samping itu, melakukan pendataan potensi sumber daya yang dimiliki oleh setiap instansi/lembaga terhadap penanggulangan bencana di Jakarta. Buku panduan kesiapsiagaan menghadapi banjir pun sudah didistribusikan ke masyarakat.

Peran aktif masyarakat pun sangat diharapkan. Semisal menemukan pohon tumbang, sampah, saluran tersumbat untuk segera melapor melalui aplikasi JAKI pada fitur JakLapor atau  Call Center Jakarta Siaga 112 yang  bebas pulsa dan bisa diakses selama 24 jam.