Win-win Solution untuk Warga Kampung Bayam
Jakarta International Stadium atau JIS akan berdiri megah dengan penataan yang rapi. Diproyeksikan, stadion ini rampung pada Maret 2022. | Foto: Istimewa

Apakah peristiwa yang terjadi di Kampung Bayam, Papanggo, Jakarta Utara, dapat disebut penggusuran atau penataan? Bila pertanyaan ini disampaikan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tentu ia akan menjawabnya dengan penataan atau relokasi.

Pada periode sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta kerap menggusur Kampung Bayam, dimulai era Gubernur Fauzi Bowo, pada 24 Agustus 2008. Joko Widodo yang jadi calon Gubernur DKI Jakarta, juga sempat menandatangani kontrak politiknya pada 15 September 2012 dan berjanji pemukiman kumuh tidak digusur, tetapi ditata.

Namun belum selesai memenuhi janjinya, Jokowi ikut Pilpres 2014 dan terpilih. Selanjutnya, penggusuran juga terjadi di era Plt Gubernur Djarot Saiful Hidayat pada 1 Agustus 2017.

Pada 25 Januari 2017, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno selaku Cagub-Cawagub DKI Jakarta membuat kontrak politik dengan warga Kampung Bayam, poinnya tidak ada penggusuran melainkan penataan atau dibuatkan rumah deret, bukan rumah susun.

Kontrak politik ini tetap dipegang teguh Anies setelah ia menjabat gubernur, bahkan saat ia menunaikan janji politiknya untuk membangun stadion kebanggaan warga Jakarta berkelas dunia.

Sebelum menjadi orang nomor satu DKI Jakarta, warga Kampung Bayam memiliki hubungan mesra dengan Anies Bawsedan dan Sandiaga Uno. Salah seorang warga Kampung Bayam, Furqon menuturkan, Sandi meresmikan Kampung Kebun Bayam, jadi kampung kreatif Anies-Sandi.

Setelah terpilih, hubungan mesra masih berlanjut, pada 9 April 2018, Gubernur Anies Baswedan mendatangi warga Kampung Bayam untuk melihat lahan pertanian warga dan memberi pesan. "Teruslah jadikan Kampung Bayam ini sebagai lahan berpahala, sebagai sumur yang akan mengalirkan kebahagiaan di balik kerja keras bersama warga di sini. Jaga stamina moral, stamina intelektual dan stamina jasmani. Insya Allah tanda pahala ini akan menjelma menjadi sebuah kampung contoh, kampung yang ada keadilan, kesejahteraan, dan kebahagiaan," pesan Anies.

Anies juga mengajak warga Kampung Bayam untuk berkolaborasi dalam pembangunan JIS. Saat itu, Anies tetap tak menginginkan ada penggusuran. Salah seorang perwakilan warga Kampung Bayam, Husni Mubarok, adalah saksinya. Pada 2019 lalu, kata dia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak mau ada penggusuran di tempat itu, namun dilakukan penataan kampung.

"Pada 28 Agustus 2019 saat Rapim, Pak Anies berikan instruksi penataan kampung, untuk mempertahankan konsep kampung. Beri instruksi ke pihak PT Jakarta Propertindo atau Jakpro bahwa penataan Kampung Bayam, tidak ada penggusuran, tapi penataan kampung. Cuma dikembalikan lagi ke pihak Jakpro seperti apa," kata dia.

Setelah proses itu, ia menyebut pihak Jakpro kemudian menurunkan konsultan/surveyor ke warga untuk menilai bangunan. Pemilik bangunan lantas diberikan santunan sekitar Rp28-40 juta, sementara pengontrak sekitar Rp4-6 juta secara bertahap.

Sekitar 642 kepala keluarga atau 1.612 jiwa di Kampung Bayam, Jakarta Utara, mengalami relokasi karena proyek Jakarta International Stadion (JIS). Relokasi ini diinstruksikan Pemprov DKI Jakarta pada PT Jakarta Propertindo atau Jakpro sebagai pengembang atau pelaksana proyek pembangunan JIS.

Pada 18 Agustus 2021 lalu, Jakpro telah menyelesaikan tahap akhir program ganti untung atau Resettlement Action Plan (RAP) terhadap 642 kepala keluarga tersebut. Proses pencairan dana bagi warga lainnya yang telah membuat rekening terus berjalan dan mereka berangsur-angsur meninggalkan Kampung Bayam. "Agustus itu mulai pencairan santunan, dan berangsur-angsur pergi meninggalkan lokasi, ada juga warga yang pulang kampung," kata dia.

Kendati, ada 50 KK yang keberatan untuk membuat rekening. Warga sebanyak 50 KK ini, kata Husni, merupakan Kelompok Urban Farming. Mereka minta agar dilakukan penataan kampung. Dalam perjalanannya, pada 27 Juli 2020, ia mengatakan ada pertemuan antara perwakilan Urban Farming dengan pihak Jakpro. Dalam pertemuan itu, pihak Jakpro menyanggupi ketersediaan rumah deret sebanyak 50 unit yang berdampingan dengan JIS.

Lalu, dicarikanlah lahan yang bisa untuk digunakan warga sebagai tempat hunian sementara. Lahan itu, adalah yang terletak di Jalan Tongkol. Seiring dengan penyediaan lahan itu, warga Urban Farming yang sebelumnya belum membuat rekening, secara bertahap membuat. Dana santunan ganti untung yang diberikan, digunakan untuk keperluan membangun di lahan yang disediakan.

Dalam perkembangan, Pemprov DKI Jakarta mulai membangun 135 unit hunian untuk untuk warga Kampung Bayam yang tempat tinggalnya direlokasi akibat pembangunan JIS. Penataan Kampung Bayam itu sudah dimulai dari Desember 2021 hingga Maret 2022.

Pembangunan penataan Kampung Bayam dilakukan Japro, yang juga pengembang proyek pembangunan JIS. Nantinya calon penghuni kampung susun akan diseleksi terlebih dahulu. Mereka misalnya memenuhi, memang ingin terlibat dengan pengelolaan stadium sudah nantinya akan melalui mekanisme seleksi.

Kampung Susun Bayam sejatinya memang diperuntukkan bagi pekerja pendukung operasional JIS. Kendati demikian, tersedia juga untuk warga lainnya melalui proses seleksi terbuka sehingga siapa pun boleh mengikutinya, tak terkecuali warga eks Kampung Bayam.

Prinsipnya, kawasan JIS akan ditata sebaik mungkin karena ini tidak hanya menjadi ikon Jakarta, tapi ke depannya akan menjadi kebanggaan warga Jakarta yang memiliki stadion olahraga berkelas internasional dan tidak kalah dengan stadion yang sudah ada di dunia ini.

Kita perlu memberikan apresiasi pada Pemprov DKI Jakarta yang juga ingin menghadirkan keadilan dalam kepemilikian hunian, seperti halnya di Kampung Akuarium. Memang, itulah tugas pemerintah, memastikan keberpihakan pada mereka yang lemah untuk mendapatkan penghidupan yang layak.

Jalan tengah lainnya yang ditawarkan bagi warga Kampung Bayam, khususnya terkait pembangunan JIS adalah konsep pemberdayakan masyarakat sekitar. Kawasan ini kelak diproyeksikan menjadi sentra ekonomi bagi warga sekitar.  Sebab dalam rencana pembangunannya sudah disiapkan spot komersial bagi UMKM maupun brand internasional untuk memasarkan produk mereka.

Pelibatan atau kolaborasi dengan warga juga akan terus berjalan saat JIS sudah rampung. Warga akan dilibatkan dalam pengelolaan atau perawatan stadion, seperti maintenance, kebersihan, security, pembibitan rumput dan lain-lain.

Bahkan selama pembangunan, JIS sudah memberikan ruang bagi warga sekitar untuk mencari berkah dari pembangunan. Para warga diizinkan untuk terlibat dalam pembangunan sesuai kemampuannya. Berkat pembangunan JIS yang harus terus berjalan, berbagai pihak turut direkrut untuk terlibat dalam pembangunan.

Pelibatan warga sekitar maupun eks Kampung Bayam dalam pembangunan JIS ini bisa menjadi contoh bagaimana seharusnya infrastruktur dibangun. Dengan demikian, ada solusi atau jalan tengah bagi warga sekitar proyek untuk terlibat, tanpa merasa digusur atau disingkirkan dari kampung halamannya sendiri.

Qusyaini Hasan

*) Penulis adalah pemerhati sosial perkotaan