YOGYAKARTA– Anies Baswedan menggugah para generasi muda dengan kisah pertemuan dua tokoh besar pendiri republik, Muhammad Natsir dan H.O.S. Tjokroaminoto. Menurutnya, tokoh-tokoh pendiri republik ini adalah sosok-sosok luar biasa yang memberi dampak besar pada pergerakan bangsa.
Anies mengaku saat usianya masih mahasiswa dulu, banyak dari mereka yang masih hidup, salah satunya adalah Muhammad Natsir, yang dikenal sebagai Bapak Integrasi Indonesia berkat Mosi Integral Natsir, yang menjadi fondasi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti sekarang ini.
"Anak-anak muda sering datang ke rumah Pak Natsir," kata Anies dalam sebuah video di YouTube, yang dikutip Rabu, 23 Oktober 2024.
Suatu hari, Natsir diceritakan oleh Anies pernah didatangi oleh seorang tokoh senior yang menyarankan agar Natsir tidak menerima setiap mahasiswa yang ingin menemuinya. Tokoh tersebut menyarankan agar hanya mahasiswa terpilih yang diizinkan bertemu.
Namun, Natsir dengan tegas menolak ide itu. “Jangan, biarkan saja semuanya kalau mau ketemu saya,” kata Anies menirukan kata-kata Natsir.
Kenangan di Kereta: Pertemuan Natsir dan Tjokroaminoto
Anies juga mengisahkan pengalaman inspiratif yang dialami Natsir muda saat masih sekolah di Bandung. Suatu hari, Natsir naik kereta api menuju Jakarta. Ketika kereta berhenti di Stasiun Jatinegara, banyak penumpang turun. Namun, Natsir melihat seorang pria tua di seberangnya yang membawa tempat tidur lipat. Merasa mengenali orang tersebut, Natsir mendekat dan menyapa, “Assalamu'alaikum. Apakah ini Pak Tjokro?”
Pria itu ternyata H.O.S. Tjokroaminoto, sosok pemimpin besar yang dikenal dengan nama Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Dalam perjalanan dari Jatinegara ke Gambir, mereka berbincang santai.
Anies mengatakan, meskipun obrolan mereka ringan, pertemuan tersebut memberikan dampak besar pada Natsir muda. Saat turun di Stasiun Gambir, Natsir merasa dirinya telah berubah. Ia terinspirasi untuk lebih aktif, membaca, menulis, dan bergerak.
"Bayangkan, dari pertemuan singkat itu, Natsir mendapatkan motivasi yang luar biasa. Pak Natsir merasa keluar dari sana lalu menjadi berubah. Kemudian menjadi pejuang,” ujar Anies.
Pelajaran dari Pertemuan Natsir dan Mahasiswa
Anies mengatakan, Natsir kemudian menceritakan pentingnya interaksi langsung dengan tokoh-tokoh besar. Menurutnya, mahasiswa yang biasa-biasa saja dapat berubah menjadi pribadi yang luar biasa jika memiliki kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan tokoh inspiratif.
Inilah alasan mengapa Natsir menolak seleksi pertemuan dengan mahasiswa. "Siapa tahu, anak-anak yang biasa-biasa saja itu nanti akan menjadi seperti saya, yang dulu juga biasa-biasa saja," kata Anies menirukan ucapan Natsir.
Anies kemudian menyimpulkan bahwa inspirasi tidak datang dari meditasi, melainkan dari interaksi dengan orang-orang berwawasan luas dan bijak. “Interaksi dengan tokoh-tokoh penuh pengalaman, wawasan luas, dan bijak itu memberikan ‘setruman’ yang dahsyat,” jelasnya.
Untuk itu, Anies mendorong anak-anak muda saat ini untuk memanfaatkan kesempatan bertemu dengan tokoh-tokoh yang memiliki bobot, berharap mereka juga bisa ‘kesetrum’ seperti yang dialami Natsir.