DPR RI tak lagi banyak melakukan praktik demokrasi dalam pembahasan rancangan undang-undang (RUU). Hal itu disampaikannya dalam acara Refleksi Perjalanan 28 Tahun Reformasi 1998 dengan judul Dinasti Jokowi Sebuah Penghancuran Terhadap Sistem Demokrasi dan
JAKARTA - Ketua DPP PDI-P sekaligus anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevry Sitorus menganggap saat ini kondisi DPR RI termasuk yang paling buruk sepanjang sejarah.
Ia mengatakan, DPR RI tak lagi banyak melakukan praktik demokrasi dalam pembahasan rancangan undang-undang (RUU). Hal itu disampaikannya dalam acara Refleksi Perjalanan 28 Tahun Reformasi 1998 dengan judul Dinasti Jokowi Sebuah Penghancuran Terhadap Sistem Demokrasi dan Penegakan Hukum di kawasan di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (31/7).
“Makanya tadi saya menyebutkan bahwa DPR periode ini, proses legislasi yang paling buruk dalam sejarah,” sebut Deddy.
“Sama kayak DPR (periode) kemarin karena tidak lagi ada proses melibatkan demokrasi,” sambung dia. Ia menyatakan, saat ini pembahasan RUU kerap diselesaikan langsung di badan legislasi (baleg) DPR RI.
Sementara, komisi-komisi terkait kerap tak dilibatkan dalam proses pembahasannya. “Tidak lagi diskusi di komisi-komisi. Langsung main ketok di baleg. Itu kenapa saya sebut jelek,” ucapnya.
Terakhir, ia enggan menyatakan bahwa upaya perbaikan proses legislasi di DPR RI hanya bergantung pada PDI-P.
Meskipun, PDI-P merupakan partai politik (parpol) dengan kursi terbanyak di Senayan saat ini. Bahkan, Ketua DPR RI pun diduduki oleh putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yakni Puan Maharani.
“Jadi kalau ada yang bilang PDI-P penguasa DPR, salah. Enggak ada istilah penguasa di DPR. Karena semua harus melalui bamus (badan musyawarah) dan sebagainya. Ada mekanisme,” imbuh dia.