Pendukung AMIN Diframing Pindah, Guru Besar Ubaya dan Dewan Pakar Timnas AMIN: Dampak Prabowo Kalah Debat Capres
Guru besar senior dari Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) yang juga anggota Dewan Pakar Timnas Capres Anies Baswedan dan Cawapres Gus Muhaimin Iskandar atau AMIN Prof. Dr. Hj. Hesti Armiwulan, S.H., M.Hum.

SURABAYA- Beredar kabar relawan Calon Presiden Anies Baswedan dan Calon Wakil Presiden Gus Muhaimin Iskandar atau AMIN berpindah ke Prabowo-Gibran. Menanggapi ini guru besar senior dari Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) yang juga anggota Dewan Pakar Timnas Capres Anies Baswedan dan Cawapres Gus Muhaimin Iskandar atau AMIN Prof. Dr. Hj. Hesti Armiwulan, S.H., M.Hum. mengemukakan saat ini memang beredar berbagai informasi yang menurutnya dampak dari debat capres pada 7 Januari 2024 yang salah satunya mengangkat tema pertahanan dan keamanan negara.

“Rakyat Indonesia yang menyaksikan debat tersebut, mayoritas memberi penilaian positif untuk Anies dan Ganjar, sedangkan Prabowo jelas mendapat nilai negatif karena seharusnya sebagai Menhan, Prabowo bisa tampil melampaui dua capres yang lain,” ujar Prof. Hesti, Sabtu 13 Januari 2024.

Jadi pascadebat, ujar Prof Hesti, bisa dipahami kalau pendukung paslon nomor 2 cukup panik dengan cara  melakukan reframing.  “Harapannya adalah agar mereka tidak kehilangan pendukungnya. Pascadebat yang kedua untuk capres, secara serentak muncul info dari pendukung dan buzzer paslon capres nomor 2, narasinya hampir sama, yaitu menghujat dan membuat kata-kata kasar yang ditujukan ke Anies, membuat konten menangis dan konten-konten ingin menunjukkan bahwa seolah-olah yang tidak baik itu adalah paslon capres nomor satu,” katanya.

Prof Hesti pun yakin rakyat Indonesia cerdas dan mampu membedakan informasi yang benar dan informasi yang menyesatkan.

“Fakta yang saya temui para pendukung AMIN tetap solid, tidak terpengaruh dan tetap memegang prinsip tanpa pamrih berjuang bersama AMIN, Anies dan Muhaimin untuk  perubahan dan perbaikan, untuk menegakkan kebenaran dan mewujudkan negara Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. #Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan,” pungkas Prof Hesti. (*)