Timwas Haji: Penggunaan Bus Sekolah Saat Puncak Haji Tak Layak, Harus Dievaluasi
Jemaah calon haji Indonesia antre menunggu kedatangan bus Shalawat di Terminal Shib Amir, kawasan Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa (20/5/2025). (Foto: Antara)

MAKKAH - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Sriyanto Saputro menyoroti buruknya kualitas transportasi jemaah haji Indonesia selama puncak haji di Armuzna. Ia menyesalkan penggunaan bus sekolah yang dinilai tidak layak serta keterlambatan kedatangan bus yang menyebabkan jemaah harus menunggu hingga berjam-jam di tengah cuaca ekstrem.

“Dengan sistem multisyarikah seperti sekarang, ini menjadi titik awal dari kekacauan. Koordinasi yang lemah membuat jemaah kita harus menunggu jemputan selama berjam-jam di bawah panas yang sangat ekstrem,” ujar Sriyanto di Makkah, Arab Saudi, Minggu (15/6/2025).

Sriyanto, yang juga Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, menilai pengadaan bus sekolah sebagai armada pengangkut jemaah ke Armuzna tidak sesuai standar pelayanan haji.

“Bus sekolah itu menurut kami kurang layak digunakan. Ini menambah ketidaknyamanan jemaah,” tegasnya.

Ia menilai persoalan ini terjadi akibat minimnya koordinasi antarpihak terkait. Oleh karena itu, ia mendorong agar sistem transportasi haji, khususnya saat puncak ibadah, dievaluasi secara serius.

“Ke depan ini harus menjadi bahan evaluasi menyeluruh. Kami berharap Badan Pelaksana Haji (BP Haji) yang akan mengambil alih penyelenggaraan tahun depan benar-benar siap. Mereka sudah turun ke lapangan, tahu persoalan, dan semestinya bisa mengantisipasi,” kata Sriyanto.

Ia juga mengingatkan agar upaya pemerintah dalam menekan biaya haji tidak berdampak pada penurunan kualitas pelayanan terhadap jemaah.

“Pak Presiden Prabowo punya obsesi agar jemaah haji kita nyaman dan biaya bisa ditekan. Tapi penekanan biaya jangan sampai mengorbankan kualitas. Itu yang harus dijaga,” tutupnya.