Anies Baswedan: Berani Itu Penting, Tapi Sebelumnya Harus Benar

JAKARTA - Calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) Anies Baswedan menyinggung soal sikap berani yang belakangan ini diperbincangkan. Anies punya persepsi sendiri terkait hal itu.

Pembicaraan Anies soal 'berani' diungkapkannya dalam suatu acara bersama tokoh masyarakat dan tokoh perubahan. Tokoh yang hadir di antaranya Said Didu hingga Refly Harun.

Anies awalnya menerima sejumlah masukan dari beberapa tokoh untuk menjaga demokrasi.

Anies pun merespons dan mengamini kalau semua pihak wajib menjaga demokrasi. Dia lantas menyinggung soal sikap berani.

"Soal harus jaga demokrasi, kita jaga sama-sama dan ini bukan soal berani," kata Anies seperti dilihat di akun YouTube Refly Harun, Selasa (16/5/2023).

Anies menilai berani memang penting. Tapi, menurutnya, sebelum berani harus memiliki sikap benar.

"Sebenarnya berani dan tidak, walaupun akhir-akhir ini kan ada banyak yang penting berani, berani itu penting tapi sebelum berani harus benar," ucapnya.

Anies mengatakan sikap berani harus didasari dengan sikap benar. Sehingga, menurutnya, urutan yang pas yakni benar dulu baru berani.

"Kenapa berani, karena benar. Tapi kalau tidak benar rasanya tidak berani. Jadi sebetulnya urutannya benar dulu baru berani, karena itulah sekuens yang paling logis, untuk benar harus ada gagasan, harus ada nilai, tak mungkin tanpa nilai tanpa gagasan bicara benar, benar salah itu ada unsur veluenya di situ," ujarnya.

Jokowi Singgung Sikap Berani

Sebelumnya, soal sikap berani ini disebut oleh Presiden Jokowi saat memberi pidato di acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).

Jokowi menegaskan Indonesia membutuhkan pemimpin yang dekat dengan rakyat dan berani demi kepentingan rakyat.

"Negara ini adalah negara besar. Bangsa ini adalah bangsa besar. Penduduk kita sudah 280 juta, kurang lebih. Rakyat kita butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang bener. Yang dekat dengan rakyat," kata Jokowi.

"Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat. Yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan," lanjutnya.

Selain itu, Jokowi mengatakan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani. Yakni pemberani demi kepentingan rakyat.

"Dan pemberani. Yang berani, pemberani demi rakyat," kata Jokowi.