Atasi Banjir di Kendari, Giona-Subhan Tawarkan Solusi yang Ramah Lingkungan
Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari, Giona Nur Alam dan Subhan, menyambangi warga Kelurahan Mandonga, Jumat (27/9). Dalam kesempatan itu, Giona-Subhan mengajak warga untuk bekerja sama mencari solusi mengatasi banjir yang kerap melanda Kend

KENDARI - Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari, Giona Nur Alam dan Subhan, menyambangi warga Kelurahan Mandonga, Jumat (27/9). Dalam kesempatan itu, Giona-Subhan mengajak warga untuk bekerja sama mencari solusi mengatasi banjir yang kerap melanda Kendari, terutama di musim hujan. Penerapan konsep sponge city atau kota spons menjadi salah satu alternatif persoalan laten tersebut. 

Konsep tersebut bertujuan mengatasi banjir dengan memperbaiki cara infrastruktur menangani air hujan. “Kita perlu solusi menyeluruh untuk mengatasi banjir di Kendari, khususnya di Mandonga. Konsep kota spons sangat relevan. Air hujan tak dibiarkan menggenang, tapi diserap dan dialirkan kembali ke dalam tanah dengan sistem yang mengurangi genangan yang menyebabkan banjir,” ujar Giona Nur Alam.

Konsep sponge city pertama kali dipopulerkan arsitek asal Tiongkok, Kongjian Yu. Ia menekankan pentingnya pengurangan beton, memperbanyak area hijau serta permukaan yang mampu menyerap air. Seperti yang selama ini diungkap Giona, ide kota spons adalah penggunaan material dan desain yang memungkinkan air hujan diserap ke dalam tanah, bukan dialirkan langsung ke selokan melalui sistem drainase yang tidak efisien.

Dalam kampanye tersebut, Subhan menambahkan, system bangunan yang ada saat ini terlalu kaku dalam menangani air hujan. "Penggunaan beton yang berlebihan di wilayah perkotaan, termasuk Mandonga, adalah salah satu alasan mengapa banjir semakin parah. Kami ingin mengubah pendekatan ini dengan memperbanyak ruang terbuka hijau dan menciptakan area resapan air di sekitar kota," ujar Subhan.

Salah satu cara yang mereka ajukan adalah dengan membangun taman-taman kota, memperbaiki jalan-jalan dengan material yang bisa menyerap air, serta menciptakan area-area terbuka yang bisa berfungsi sebagai tempat resapan air hujan. Selain itu, daerah-daerah yang sering banjir akan diberikan perhatian khusus untuk memastikan infrastruktur penanganan air yang lebih baik.

Dengan sabar Giona berdiskusi tentang kota spons, termasuk menjelaskan kota-kota yang berhasil menerapkannya, seperti di Sanya, Tiongkok, di mana taman-taman, lahan basah buatan, dan embung dibuat untuk menyerap dan menampung air hujan. “Dengan cara itu kota dapat menampung air sebanyak mungkin saat hujan turun, dan mencegah banjir yang lebih parah terjadi,”kata dia.

Siti, seorang warga Mandonga, menyatakan dukungannya terhadap program ini. “Banjir sudah menjadi masalah yang kami hadapi bertahun-tahun. Jika konsep ini bisa dijalankan, saya yakin wilayah kami akan lebih aman. Kami berharap janji ini bisa benar-benar diwujudkan,” ujar Siti.

Giona menutup obrolan dengan warga, dengan meminta komitmen mereka untuk memujudkan  Kendari lebih ramah lingkungan dan tangguh terhadap banjir. “Kami ingin Mandonga dan seluruh Kendari bisa bebas dari banjir dengan infrastruktur yang cerdas dan ramah lingkungan. Insyaallah, kita bisa mewujudkan ini,” ujar Giona sebelum meninggalkan acara.