Menjelang Pemilihan Gubernur �Sulawesi Tenggara 2024, Mantan Gubernur Sultra Nur Alam dan Lukman Abunawas menegaskan pentingnya menjaga kepemimpinan Bumi Anoa tetap berada di tangan putra daerah asli.
KENDARI – Menjelang Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara 2024, Mantan Gubernur Sultra Nur Alam dan Lukman Abunawas menegaskan pentingnya menjaga kepemimpinan Bumi Anoa tetap berada di tangan putra daerah asli. Keduanya sepakat bersatu demi mempertahankan identitas lokal dalam transisi kepemimpinan Sultra.
Rekonsiliasi politik antara dua tokoh ini berlangsung di kediaman Masyhur Masie Abunawas, tokoh masyarakat Sultra, disaksikan Yusran Silondae. Nur Alam mengungkapkan bahwa pertemuan ini menghasilkan kesepahaman tentang pentingnya mempertahankan persatuan masyarakat dan memastikan kepemimpinan tetap dipegang oleh figur lokal yang memahami kebutuhan daerah.
"Kami sepakat bahwa persatuan dan keutuhan Sultra harus dijaga. Kepemimpinan Bumi Anoa tidak boleh lepas dari tangan putra daerah," ujar Nur Alam.
Dalam konteks ini, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 4, Tina Nur Alam dan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, dianggap sebagai pilihan terbaik untuk membawa Sultra ke arah yang lebih baik. Tina dikenal sebagai figur yang konsisten memperjuangkan kemajuan daerah, baik dalam aspek budaya, ekonomi, maupun kesejahteraan masyarakat.
Komitmennya terhadap kebudayaan tercermin dalam visi Bahteramas Bertaqwa dan Berbudaya, yang mengusung pelestarian budaya lokal sebagai prioritas. Selain itu, Tina bertekad untuk mengurangi kesenjangan ekonomi melalui pengembangan sumber daya alam yang berkelanjutan, pemberdayaan UMKM, dan penciptaan lapangan kerja.
"Jika Sultra dipimpin oleh putra daerah asli, kebijakan yang diambil akan lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal," ujar Nur Alam.
Program unggulan Tina-Ihsan, seperti festival budaya tahunan berskala internasional, bertujuan tidak hanya melestarikan kebudayaan lokal tetapi juga meningkatkan daya saing Sultra di tingkat nasional dan global. Pendekatan ini menegaskan bahwa budaya bukan hanya warisan, tetapi juga aset strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tina juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur yang merata hingga ke pelosok, memastikan seluruh warga Sultra mendapatkan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi.
Mengapa Putra Daerah?
Nur Alam mengingatkan bahwa kepemimpinan dari luar daerah berisiko mengabaikan kebutuhan lokal. Figur putra daerah seperti Tina dan Ihsan dianggap memiliki ikatan emosional dan tanggung jawab moral terhadap rakyat Sultra. "Mereka lebih memahami kompleksitas dan potensi daerah ini," ujarnya.
Dengan komitmen, kepedulian, dan visi yang jelas, Tina-Ihsan diyakini sebagai pasangan ideal untuk membawa Sultra menuju masa depan yang lebih sejahtera. "Mari bersatu memenangkan Tina-Ihsan, demi memastikan rumah besar kita tetap terjaga oleh ahli warisnya sendiri," ujar Nur Alam, mengajak.