Sekelompok orang yang mengaku sebagai tim pendukung Calon Gubernur Andi Sumangerukka (ASR) mengamuk dan nyaris merusak kendaraan tamu hotel serta mengancam rombongan tim Cagub Tina-Ihsan yang menginap di sana.
MUNA – Insiden tak terpuji terjadi di depan Mess Inn Hotel, Kota Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu malam, 13 November 2024. Sekelompok orang yang mengaku sebagai tim pendukung Calon Gubernur Andi Sumangerukka (ASR) mengamuk dan nyaris merusak kendaraan tamu hotel serta mengancam rombongan tim Cagub Tina-Ihsan yang menginap di sana.
Kejadian berlangsung sekitar pukul 20.30 Wita. Enam orang, terdiri dari empat pria dan dua wanita, tiba-tiba muncul dan mulai berteriak-teriak serta melontarkan ancaman kepada rombongan Tina Ihsan. Salah seorang saksi mata di lokasi menyebutkan bahwa keenam orang tersebut datang secara mendadak, lalu membuat keributan tanpa alasan yang jelas.
"Kita tidak tahu juga dari mana mereka datang. Tiba-tiba muncul, langsung mengancam dan menunjuk-nunjuk. Ketika ditanya mereka siapa, mereka mengaku sebagai Tim Pemenangan ASR," ujar Doni, salah satu saksi mata yang berada di lokasi kejadian.
Selama sekitar satu jam, para pelaku terus berteriak tanpa ada yang merespons. Akhirnya, setelah tak mendapat tanggapan, mereka membubarkan diri. Namun, insiden ini sempat mendapat reaksi keras dari warga setempat yang merasa terganggu oleh aksi premanisme tersebut.
"Beberapa warga sempat protes karena merasa terganggu. Tapi mereka ditahan oleh petugas keamanan hotel, dan akhirnya para pelaku pergi mungkin karena lelah berteriak-teriak. Tidak ada yang menanggapi mereka," ujar Doni.
Video insiden ini telah beredar di media sosial, menunjukkan beberapa orang yang mengaku sebagai Tim Pemenangan Cagub ASR sedang berteriak-teriak ke arah tamu hotel yang merekam aksi mereka. Sayangnya, suara teriakan yang saling tumpang tindih membuat tidak jelas apa yang sebenarnya dipermasalahkan oleh kelompok tersebut.
Insiden ini telah mengusik kenyamanan para tamu dan warga sekitar hotel, serta menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif aksi premanisme dalam suasana politik yang seharusnya damai dan kondusif.