Eks Menkumham: Sosok Anies Baswedan Sulit Dicari Bandingannya

JAKARTA - Mantan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Menurutnya, sosok mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tepat untuk memimpin Indonesia periode 2024-2029 mendatang.

“Saya kira ini satu peluang besar untuk kita mengoreksi bagaimana betapa pentingnya kompetensi dari calon pimpinan nasional kita ke depan. Kita jangan sampai keliru mencalonkan orang yang tidak kompeten. Kriteria kompetensi pimpinan nasional itu saat ini sangat penting. Tidak bisa semata-mata sekadar populis, masuk gorong-gorong dan sebagainya. Kita tidak boleh terkecoh cara-cara seperti itu ke depannya,” jelasnya, Rabu, 8 Maret 2023.

Karena dalam amatan anggota Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat ini, Anies merupakan sosok yang berpendidikan, nasionalis, cucu pahlawan nasional AR Baswedan, dan memiliki rekam jejak yang baik ketika memimpin Ibu Kota. Jakarta aman, damai, tidak ada keributan apalagi skandal selama lima tahun ini.

“Tidak ada skandal rumah sakit sumber gila kan?” ungkapnya seakan menyentil kasus dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras yang ditengarai melibatkan pendahulu Anies, Basuki T. Purnama.

Apalagi dia dan selaku bagian dari Partai Demokrat cukup intens bersinergi dan berkomunikasi sebelumnya dengan mantan mendikbud yang pernah menjadi rektor Universitas Paramadina tersebut. Setidaknya pada dua momentum.

Pertama, pada tahun 2009 ketika Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Bibit Samad Rianto-Chandra M. Hamzah untuk menengahi benturan atau perseteruan antara KPK dan Polri, yang ketika itu populer dengan sebutan kasus “cicak vs buaya”.

Tim TPF yang berjumlah delapan orang sehingga disebut Tim 8 ini diketuai alm. Adnan Buyung Nasution dengan Anies sebagai juru bicara dan dirinya bersama lima tokoh lainnya, Koesparmono Irsan, Denny Indrayana, Hikmahanto Juwana, Todung Mulya Lubis, dan Komaruddin Hidayat sebagai anggota.

“Pak Anies itu menempati posisi sebagai juru bicara. Sehingga tugas yang semula diberikan, kalau saya tidak salah satu bulan, bisa diselesaikan kalau tidak salah hanya dalam 18 hari.Pada hari ke-18, Pak Anies bersama-sama kami sudah mendatangi Polri bertemu Kapolri saat itu dan serta merta membebaskan Bibit dan Candra,” ungkapnya menyebut dua pimpinan KPK saat itu yang sempat ditahan.

Kedua, adalah ketika Anies Baswedan mengikuti konvensi penjaringan calon presiden 2014 yang digelar Partai Demokrat.

“Kami, maksudnya Demokrat, cukup intens di dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga sangat mengenal karakter kepemimpinan beliau,” ucap politikus yang juga pengacara senior ini.

Belum lagi dia mengenang ketika master dan doktor jebolan Amerika Serikat tersebut menjadi moderator dalam debat capres pada Pilpres 2009 lalu.

Anies sangat piawai melaksanakan tugasnya memimpin jalannya debat antara capres yang saat itu diikuti SBY, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla tersebut.

“Saya kira [dari] jejak rekam dia itu, anda dengan susah payah cari [bandingannya]. Dan kalaupun ditemukan [bandingannya], itu karena dipaksakan,” tandasnya.