Guru Besar IPDN: Memang Sudah Tiba Saatnya Anies Mendirikan Partai Baru

JAKARTA-Pakar otonomi daerah sekaligus Guru Besar IPDN, Prof Dr Djohermansyah Djohan, mengatakan sudah tiba saatnya bagi Anies Baswedan merespons tuntutan pendukungnya untuk melakukan manuver politik. Hal ini salah satunya adalah memastikan pendirian partai politik baru.

‘’Sudah tiba saatnya Anies untuk bersikap atas soal langkah politik ke depannya. Ini penting sebab dukungan kepadanya sangat jelas dan banyak jumalhnya. Ini misalnya di Pilpres 2024 pemilihnya mencapai 41 juta orang, dan khusus untuk di Jakarta misalnya pemilhnya mencapai 3,5 juta orang. Dukungan ini memang harus dijawabnya secara konkrit melalui langkah politik ke depan,’’ kata Djohermansyah Kamis pagi, 12 September 2024.

Menurut Djohermansyah, dalam menanggapi tuntutan para pendukungnya itu Anies kini hanya punya tiga buah pilihan. Pertama, mendirikan organisasi masa (ormas). Kedua, mendirikan partai baru. Ketiga mendirikan partai secara berjenjang dari ormas kemudian dialihkan (swich on) menjadi partai politik.’’Saya pikir hanya butuh 2 tahun untuk mendirikan ormas dan sebelumnya kemudian dialihkan menjadi partai politik agar dapat ikut pemilu di 2029.”

‘’Kalau ada yang menyebut masih ada satu alternatif baru, yakni masuk ke partai lain, saya kira sudah tidak tepat. Ini berangkat dari pengalaman dan perlakuan kepada Anies itu sendiri yang diombang-ambingkan. Nasib dia bila bergabung di partai yang sudah ada berpotensi besar seperti yang terjadi di masa kini. Kalau dia nanti dianggap baik, maka akan dianggap penting, dan bila partai tersebut menganggapnya sebagai penghalang maka dia nanti akan dijegal seperti sekarang. Maka pilihan mendirikan ormas yang kemudian secara bertahap menjadi partai politik itu adalah hal yang terbaik,’’ ujarnya.

Menurut Djohermansyah, Anies sekarang jangan terlalu atau bahkan kurang perlu mempertimbangkan suara negatif ketika dia akan mendirikan partai politik. Ini misalnya dengan menyebut mendirikan partai itu tak mudah, ruwet membuat jaringan, dan berbiaya tinggi.

‘’Kalau seperti itu, bukan terjadi pada Anies. Dia orang yang berbeda karena tidak menjadi anggota partai sebelumnya. Dia orang yang diminta dan ditunjuk maju dalam berbagai perhelatan politik seperti Pilgub Jakarta tahun 2017, Pilpres 2023, hingga Pilkada Jakarta 2024 yang akhirnya dijegal itu,’’ kata Djohermansyah.

Mengapa demikian? Selama ini semua orang paham bila seseorang mendirikan partai politik baru karena sebelumnya dia kawah dalam kontestasi partai yang dahulu diikutinya. Akibatnya, bila selama ini ada partai baru maka itu merupakan partai pecahan dari yang ada sebelumnya.’’Untuk Anies beda. Dia mendirikan partai bukan berasal dari adanya perpecahan internal akibat perebutan posisi ketua umum partai dalam sebuah muktamar atau kongres.”

‘’Contohnya lihat saja apa yang terjadi pada pendirian Gerindra. Partai ini muncul ketika Prabowo kalah dalam kontestasi pencalonan presiden di partai itu. Kemudian Surya Paloh mendirikan Partai Nasdem akibat dari kegagalan dia menjadi ketua umum Golkar. Nah, hal yang sama lainnya masih banyak lagi. Nah, di sini Anies tidak seperti itu.,’’ katanya.

Pada sisi lain, Anies juga tak perlu terlalu hirau akan isu susahnya pendirian jaringan partai di daerah dan pendanaan awal partai.’’Saya kira jaringan Anies ada di semua wilayah. Kalau soal pendanaan, dia bisa membuka ‘fund rising’. Semua pendukungnya akan bisa menyumbang. Dan ini juga sebagai bukti bahwa partai yang akan dibentuk Anies situ muncul dari bawah, bukan partai yang muncul dari atas ke bawah. Ini juga merupakan arus perubahan baru dalam politik kepartaian Indonesia,’’ ujarnya.

Mengenai apakah sekarang waktunya yang tepat bagi Anies mendirikan partai baru, Djohermansyah menyatakan memang sekarang waktunya. Sebab, selain masyarakat Indonesia sudah jengah dengan partai yang ada, maka kesulitan dalam kehidupan penyelenggaraan negara sangat jelas di depan mata. Situasi ekonomi, sosial, serta politik kenegaraan dan manajemen pemerintahan memang sangat berat.

‘’Nah, partai baru harus lahir untuk memberikan alternatif bagi pembaruan dan perbaikan kehidupan politik dan pemerintahan. Ini sesuai visi Anies yang menginginkan adanya perubahan kenegaraan,’’ tandas Djohermansyan.