Ini Ceruk yang Bisa Diambil Jika Anies Baswedan Mendirikan Partai Politik

YOGYAKARTA- Anies Baswedan sedang mempertimbangkan mendirikan ormas atau partai politik usai batal maju di Pilgub Jakarta maupun Jawa Barat. Jika mendirikan partai politi, sebesar besar ceruk yang bisa diambil dari partai bentukan Anies?

Menurut Dr. Martadani Noor, MA, seorang pengamat politik dari Universitas Widya Mataram (UMW) Yogyakarta, ceruk pendukung Anies berdasarkan hasil Pilpres 2024 diperkirakan mencapai 40 juta orang. Namun, tantangan yang dihadapi Anies adalah menarik simpatisan yang kemungkinan sudah terikat dengan partai-partai pengusungnya dalam Pilpres.

Dia mengatakan, jika melihat data, jumlah pengurus partai politik pengusung Anies hanya sekitar 10 persen dari total ceruk pendukungnya. "Itu kemungkinan sulit untuk pindah ke partai bentukan Anies," ungkapnya saat dihubungi Rabu, 4 September 2024.

Artinya, sekitar 90 persen dari 40 juta pendukung tersebut adalah relawan, simpatisan, dan orang awam yang belum tentu terikat erat dengan partai-partai tersebut. "Itulah ceruk yang bisa diperebutkan partai bentukan Anies dengan partai pengusungnya di Pilpres kemarin," ungkap Dr. Martadani.

Dengan demikian, potensi ceruk yang bisa digarap oleh partai baru Anies sangat besar, yakni mencapai 90 persen dari total pendukungnya. "Logikanya, pengurus partai sulit untuk berpindah partai, tapi 90 persen lainnya yang hanya simpatisan masih bisa diperebutkan," tambahnya.

Dekan Fisipol UWM Yogyakarta ini juga menyoroti bahwa pendukung Anies tidak terbatas berada di tiga partai pengusungnya di Pilpres (NasDem, PKS, dan PKB). "Pendukung Anies terbukti lintas partai, seperti PAN, PPP, termasuk Golkar, dan Demokrat," ungkapnya.

"Jika Anies benar-benar mendirikan partai baru, ini bisa menjadi persaingan bagi partai-partai tersebut karena mereka mungkin akan kehilangan simpatisan yang berpindah ke partai baru Anies," jelasnya.

Menurut dia, jika Anies benar-benar memutuskan untuk mendirikan partai baru, ini bisa menjadi babak baru dalam peta politik Indonesia. Persaingan akan semakin ketat, dan partai-partai lama harus siap menghadapi kompetitor baru yang membawa daya tarik kuat bagi para pemilih.