BANDUNG– Ternyata, sosok Anies Baswedan suka dengan tulisan-tulisan yang klasik saat remaja. Tulisan tersebut ia suka, ia baca dan ia ingat terus saat Capres 2024 ini memasuki masa tumbuh kembang.
"Contoh tulisan klasik itu novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka," kata Anies Baswedan saat isi kuliah umum di hadapan civitas akademika Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat, Rabu, 6 November 2024.
Dikutip dari channel YouTube Anies Baswedan, selain novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, ia juga membaca novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Novel ini menceritakan tentang kisah cinta remaja antara Samsul Bahri dan Siti Nurbaya.
"Saya juga memiliki kedekatan-kedekatan karya sastra seperti puisi. Misalnya, puisi karya Taufik Ismail yang banyak menginspirasi. Kemudian puisi-puisinya Emha Ainun Nadjib dan WS Rendra, saya menyukainya. Lalu, era kekinian seperti puisi karya Okky Madasari, saya pun juga suka," terang Anies.
Capres 2024 yang diusung Koalisi Perubahan itu, bercerita bahwa dirinya juga menyukai karya-karya Salim A Fillah, Dwi Lestari, Ayu Utami, novelis Achmad Fuadi, termasuk Leila S. Chudori dan Eka Kurniawan.
"Sastra itu betul-betul menumbuhkan imajinasi seseorang. Maka saya menegaskan, ijinkan generasi muda ini tumbuh dan mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa," kata Anies.
Menurut dia, Bahasa Indonesia harus terus diperkuat. Sehingga, ke depannya terus relevan dan mampu mengikuti perkembangan zaman.
"Bahasa Indonesia akan relevan jika secara terus menerus mampu menjelaskan apa saja yang terjadi pada setiap masa. Ini yang menjadi tantangan bagi kita semua," ucap Anies.