Tina Nur Alam dan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, menegaskan pentingnya percepatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.
KENDARI – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Tina Nur Alam dan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, menegaskan pentingnya percepatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Hal ini mereka sampaikan dalam Debat Publik Ketiga Pilgub Sultra 2024 di Hotel Claro Kendari pada Sabtu, 23 November 2024. Pernyataan ini merespons pertanyaan dari pasangan calon nomor urut 1, Ruksamin-Syafei Kahar, terkait kebijakan lingkungan hidup dan energi berkelanjutan.
Tina Nur Alam menyoroti tingginya tingkat polusi di Sultra akibat aktivitas pertambangan dan industri. Kondisi ini, menurut Tina, telah memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Polusi udara dan kerusakan lingkungan di Sultra sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Kita harus beralih ke sumber energi yang bersih dan berkelanjutan untuk memastikan kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar Tina.
Pasangan Tina-Ihsan berkomitmen untuk mempercepat pengembangan serta optimalisasi energi baru terbarukan di Sultra. Provinsi ini memiliki potensi besar dalam sektor EBT, seperti energi air, surya, angin, dan panas bumi. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sultra memiliki potensi lebih dari 12 gigawatt (GW) yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
"Pemanfaatan energi baru terbarukan tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Kami yakin ini dapat menciptakan lapangan kerja sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil," tambah Ihsan.
Selain itu, Tina-Ihsan menekankan pentingnya memastikan bahwa pengelolaan sumber daya alam (SDA) Sultra berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Mereka berjanji untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui program pelatihan, pendidikan, dan dukungan bagi pengusaha lokal di sektor energi terbarukan.
"Sumber daya alam Sultra harus menjadi berkah bagi rakyatnya, bukan menjadi beban. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kebijakan energi di Sultra berpihak pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat," tegas Tina.
Pasangan ini juga akan membentuk tim pengawasan khusus untuk mengelola proyek energi baru terbarukan secara efektif dan memastikan semua pihak mematuhi prinsip keberlanjutan. Kerja sama dengan pemerintah pusat, investor, dan masyarakat lokal akan menjadi prioritas dalam mewujudkan Sultra sebagai pionir energi bersih di Indonesia.
"Dengan pendekatan yang sistematis, Sultra bisa menjadi contoh provinsi ramah lingkungan yang mengedepankan energi baru terbarukan untuk pembangunan berkelanjutan," tutup Ihsan penuh optimisme.