PROBOLINGGO- Calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2 Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan dan petik buah anggur bersama warga masyarakat Desa Krejengan Kabupaten Probolinggo, Sabtu (9/11/2024).
Khofifah menyambangi kebun budidaya anggur yang baru dikembangkan selama delapan bulan namun tanamannya sudah siap panen dan buahnya melimpah serta memiliki rasa yang manis unik-unik.
“Sejauh saya melakukan kunjungan di Jatim ini saya rasa luar biasa. Ada inovasi kreativitas dan keuletan masyarakat Krejengen ini yang melakukan ikhtiar budidaya anggur, ini luar biasa bahkan ada anggur rasa mangga, sangat unik,” kata Khofifah.
Bagaimana tidak, di kebun yang diinisasi oleh warga masyarakat Desa Krejengan ini, ada sebanyak lebih dari lima variestas anggur yang dikembangkan. Dalam waktu delapan bulan mereka sudah bisa menginisiasi wisata petik anggur dan edukasi budidaya.
“Kita berharap budidaya ini menjadi referensi bagi petani anggur yang lain. Karena ini kalau dikembangkan lebih banyak dan lebih luas bisa semakin menjadi rujukan wisata dan edukasi yang sangat menjual,” tegas Khofifah.
Di sini dikembangkan anggur mulai yang warna ungu maupun hijau. Buahnya memiliki kualitas premium. Bahkan dari segi rasa juga beraneka ragam. Bahkan ada yang rasanya mirip mangga dan memiliki wangi yang khas. Sehingga menurut Khofifah jika varian-varian ini dikembangkan akan menjadi daya tarik bagi edu wisata maupun edu agro.
“Varian-varian kultur bertanam itu penting. Supaya desa ini memiliki icon sebagai desa budidaya anggur,” tegasnya.
Di sisi lain, Rozaq, pimpinan asosiasi petani budidaya anggur Desa Krejengan Kabupaten Probolinggo menegaskan budidaya anggur ini menjadi pioneer di Kabupaten Probolinggo dan satu-satunya yang dikembangkan secara profesional.
“Kami menggunakan metode manual. Ditanam menggunakan media tanam yang sudah disiapkan teman-teman. Kami juga menggunakan pupuk alami dalam pengembangan budidaya ini,” tegas Rozaq.
Ditegaskannya budidaya anggur yang dilakukan di sini adalah jenis anggur impor dari Amerika dan juga dari Eropa yang belum dipatenkan di Indonesia.
Pihaknya menegaskan bahwa budidaya anggur ini sangat menjanjikan karena hanya dalam waktu delapan bulan saja buah dari tanaman yang dibudidayakan sudah bisa dinikmati hasilnya.
“Anggur di sini buahnya kita jual untuk wisatawan. Karena di sini sifatnya adalah wisata petik anggur. Setelah dipetik baru di dibayar kiloan, harga per kilogramnya adalah Rp 100 ribu untuk semua varietas,” ujarnya.
Pihaknya berharap ke depan wisata ini bisa lebih berkembang. Dengan lebih banyak wisatawan yang datang dan semakin banyak petani yang membudidayakan anggur, pihaknya optimis ekonomi masyarakat akan terangkat.