Tokoh muda dan masyarakat etnis Cia-cia, Ruslan Buton, menyoroti potensi besar sumber daya alam (SDA) di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang kini menjadi daya tarik kuat bagi banyak pihak, termasuk mereka yang berasal dari luar daerah.
KENDARI – Tokoh muda dan masyarakat etnis Cia-cia, Ruslan Buton, menyoroti potensi besar sumber daya alam (SDA) di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang kini menjadi daya tarik kuat bagi banyak pihak, termasuk mereka yang berasal dari luar daerah. Menurut Ruslan, kekayaan alam Sultra yang melimpah menjadikan provinsi ini sebagai pusat perhatian dalam sektor ekonomi, bahkan di tingkat global.
Dalam acara silaturahmi masyarakat Cia-cia bersama mantan Gubernur Sultra Nur Alam, di sebuah kafe di Kota Kendari pada Selasa, 6 November 2024, Ruslan menyampaikan pandangannya mengenai bagaimana SDA Sultra yang "seksi" ini telah menarik minat besar dari pihak luar yang bercita-cita memimpin daerah tersebut.
"Sultra sekarang jadi semacam trendsetter dalam dunia ekonomi, terutama dengan SDA yang melimpah ini. Bahkan orang luar juga berambisi jadi gubernur di Sultra. Coba bayangkan, kalau tidak ada kekayaan alam seperti ini, apakah mereka masih tertarik?" ujar Ruslan, yang juga pendiri organisasi masyarakat Trimatra Nusantara. Menurutnya, jika Sultra tidak memiliki SDA yang bernilai tinggi, maka minat orang luar untuk memimpin daerah ini tidak akan sekuat sekarang.
Ruslan menambahkan bahwa kekayaan SDA ini membawa dampak besar, namun juga menuntut kewaspadaan masyarakat lokal terhadap pihak-pihak yang mungkin tidak memiliki niat tulus dalam membangun Sultra. Baginya, penting agar kepemimpinan daerah tetap berada di tangan putra daerah yang memiliki pemahaman mendalam tentang Sultra dan kepentingan masyarakatnya.
"Itulah yang sering kali disampaikan Bapak Nur Alam, ini bukan soal etnis, tetapi soal menjaga Sultra dari mereka yang niatnya tidak tulus. Kita harus mewaspadai orang-orang yang hanya ingin mengeruk kekayaan alam Sultra untuk keuntungan pribadi, tanpa memikirkan kesejahteraan masyarakat lokal," ujar Ruslan. Baginya, pemimpin yang hanya berfokus pada SDA tanpa memikirkan dampak jangka panjang akan berisiko meningkatkan kemiskinan dan kerusakan lingkungan di daerah tersebut.
Ruslan juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Menurutnya, putra daerah memiliki ikatan emosional dan rasa tanggung jawab lebih dalam terhadap Sultra. Pemimpin lokal akan lebih memahami dinamika dan kebutuhan masyarakat, sehingga mereka lebih cenderung membuat kebijakan yang berdampak positif dan berkelanjutan.
"Kita membutuhkan pemimpin yang memahami dan peduli pada kesejahteraan Sultra, bukan yang hanya tertarik pada SDA-nya saja," kata Ruslan menegaskan. Ia berharap agar masyarakat Sultra bisa lebih selektif dalam menentukan pilihan pemimpin mereka pada pemilihan mendatang, memastikan bahwa visi kepemimpinan selaras dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat lokal.
Ruslan berharap, dengan dukungan masyarakat yang solid, Sultra dapat mempertahankan kepemimpinan yang fokus pada kepentingan bersama, bukan sekadar eksploitasi sumber daya. Baginya, hanya melalui pemimpin yang benar-benar peduli, Sultra bisa memanfaatkan kekayaan alamnya untuk kesejahteraan seluruh masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.