Rektor UTMJ: Anies Tepat Maju Kembali di Pilkada, Jakarta Tetap Belum Tergantikan IKN

JAKARTA-Rektor Universitas Teknologi Muhammadiyah Jakarta (UTMJ), Prof Dr Suradika, mengatakan bagi warga Jakarta tingkat populitas dan elektabilitas Anies Baswedan sampai saat ini masih tinggi. Aspirasi mereka mengatakan akan mendukungnya bila maju kembali pada Pilkada Jakarta yang diselenggarakan pada akhir tahun 2024 ini.

‘’Itulah kenyataan yang saya lihat dan rasakan. Aspirasi masyarakat Jakarta memang berharap Anies maju kembali dalam Pilkada ini. Jadi ini momen dukungan berikutnya bagi warga Jakarta setelah Pilpres pada Februari lalu,’’ kata Prof Suradika, dalam perbincangannya di Jakarta Sabtu siang, 6 Juli 2024.

Menurutnya, maju menjadi kembali menjadi gubernur Jakarta adalah pilihan yang tepat bagi Anies. Ini harus dia lakukan bila ingin memperpanjang lagi karier politiknya di kancah nasional.’’Maju gubernur Jakarta bagi Anies adalah pilihan tepat. Melalui jabatan ini dia akan tetap mendapat bendera pada pemilu di tahun 2029.”

‘’Yang paling utama lagi, bila nanti Anies terpilih menjabat gubernur Jakarta maka dia harus berpikir keras mencari alternatif baru sehubungan kota ini tak lagi menjadi ibu kota negara. Dia harus mulai mencari dan memikirkan aternatif sumber pendapatan daerah alternatif, sehingga Jakarta tetap menjadi kota terpenting di Indonesia,’’ tegasnya.

Alternatif sumber pendapatan itu, menurut Suradika misalnya dilakukan dengan menggenjot pendapatan daerah dari sektor jasa. Sumber pendapatan baru ini salah satunya dari mencari profit dari kekuatan kebudayaan dan kesejahteraan Jakarta yang tak bisa digantikan oleh kota-kota lain, meskipun itu IKN yang berada di Kalimantan Timur.

‘’Anies atau gubernur baru lainnya, harus memetamorfosis (mengubah) sejarah dan budaya yang ada di Jakarta sebagai kekuatan ekonomi. Aspek historis dan pariwisata di Jakarta yang kini belum optimal, nantinya harus dibuat semakin optimal. Sebab, peluang IKN menjadi eksis menjadi ibu kota negara saya rasa membutuhkan waktu yang cukup lama, setidaknya minimal mencapai 20 tahun. Peluang itulah yang harus dimanfaatkan,’’ kata Suradika.

Pada sisi lain, lanjutnya, bila melihat kondisi IKN pada saat ini memang sangat jelas butuh waktu panjang agar eksis menjadi sebuah kota yang bernilai penting. Bila bercermin dari negara lain yang membangun ibu kota baru, setidaknya itu membutuhkan waktu puluhan tahun.

‘’Apalagi IKN bila ingin eksis menjadi ibu kota negara perlu dilengkapi prasarana teknologi yang membutuhkan banyak biaya. Ini misalnya yang paling sederhana adalah menyediakan sarana penyediaan air bersih. Karena tidak ada air tanah di sana, maka ke depan pasti perlu mesin penawar air laut seperti yang terjadi di kota-kota penting di Arab Saudi. Nah, sebagai konsekuensinya jelas butuh dana yang cukup. Kalai tidak tersedia, maka IKN akan mengalami kendala serius sebagai ibu kota negara. Ini baru sala h satu contohnya saja. Masih banyak soal lainnya,’’ ungkap Suradika.

Maka bila Jakarta ingin tetap eksis sebagai kota terpenting di Indonesia, para gubernur mendatang harus punya konsistensi pada aturan dan perencanaan.  Bila nanti segala hal itu cepat berubah-ubah maka eksistensi kota ini sebagai kota bisnis dan jasa akan terganggu.

‘’Untuk IKN juga sama saja. Kota itu perlu sebuah konsistensi aturan dan perencanaan. Selain itu tentu saja butuh dukungan dana yang besar dan memadai dalam skala waktu panjang. Tanpa itu IKN akan gagal,’’ kata Suradika.

Maka, lanjutnya, menjadi tak mengherankan bila sampai kini dan beberapapuluh tahun ke depan Jakarta masih menjadi ‘primadona’ bagi perpolitikan nasional. Peran strategisnya belum bisa digantikan dengan begitu saja. Apalagi banyak pihak dan lembaga yang sampai kini masih enggan pindah ke sana. ’’Contohnya para anggota parlemen kita. Mereka secara terang-terangan mengaku belum bersedia pindah dari Jalarta. Yang lainna misalnya, pelantikan presiden mendatang ternyata tetap dilakulan di Senayan atau belum di IKN. Simpulannya, Jakarta tetap penting dan Anies tepat bila maju kembali menjadi gubernur Jakarta,’’ tandas Suradika.