Penampilan Tari Katumbu dan musik gambus menggambarkan komitmen mereka terhadap kebudayaan Sultra.
RAHA – Tabligh akbar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Tina Nur Alam dan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, di Alun-Alun Kota Raha pada Kamis (21/11/2024) tak hanya menjadi ajang politik, tetapi juga panggung pelestarian budaya lokal. Penampilan Tari Katumbu dan musik gambus menggambarkan komitmen mereka terhadap kebudayaan Sultra.
Calon Gubernur Tina Nur Alam menyebut, seni budaya lokal adalah bagian penting dari visi Bahteramas Bertaqwa dan Berbudaya yang mereka usung. "Kebudayaan lokal ini harus terus kita lestarikan. Ini adalah jati diri kita sebagai masyarakat Sulawesi Tenggara," ujar Tina.
Filosofi Tari Katumbu dan Musik Gambus
Tari Katumbu, yang ditampilkan oleh kelompok seni dari Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, memiliki makna mendalam sebagai simbol harmoni dan kekuatan masyarakat. Gerakannya yang dinamis dan ritmis mencerminkan kebersamaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Sementara itu, musik gambus yang dibawakan maestro gambus La Ode Ontoe dari Desa Laiba, Kecamatan Wakumoro, memadukan melodi tradisional dengan nilai-nilai religius. Gambus menjadi medium untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual, sering digunakan dalam acara adat dan keagamaan. Nyanyian Warumato, penyanyi asal Kecamatan Mawasangka Tengah, melengkapi suasana dengan nada yang syahdu.
Budaya Lokal sebagai Prioritas
Tina mengkritik beberapa calon pemimpin yang dianggap kurang memberi tempat bagi seniman lokal. Ia menyoroti kecenderungan mengundang artis dari luar daerah, alih-alih mengangkat budaya lokal. "Kalau kita tidak memberikan panggung kepada seni lokal, lalu siapa lagi yang akan menjaga kebudayaan kita?" kata Tina.
Pasangan Tina-Ihsan berencana mengadakan festival budaya tahunan berskala internasional untuk memperkenalkan keunikan budaya Sulawesi Tenggara ke dunia. Tina yakin, kebudayaan lokal dapat menjadi daya tarik wisata sekaligus memperkuat identitas daerah.
Penampilan seni di tabligh akbar ini menjadi bukti bahwa komitmen mereka tidak hanya sekadar wacana. Dengan melibatkan seniman lokal, Tina-Ihsan menunjukkan bahwa kebudayaan bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga investasi masa depan.
"Kalau kita bangga dengan budaya kita, maka budaya itu akan terus hidup. Inilah yang ingin kami bawa untuk Sulawesi Tenggara," ujar Tina, mengakhiri pidatonya di tengah antusiasme masyarakat yang memadati alun-alun.