Tokoh muda Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruslan Buton, mengkritik keras tindakan intimidasi yang diduga dilakukan oleh oknum dari Tim Pemenangan Calon Gubernur (Cagub) Sultra Andi Sumangerukka (ASR).
MUNA – Tokoh muda Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruslan Buton, mengkritik keras tindakan intimidasi yang diduga dilakukan oleh oknum dari Tim Pemenangan Calon Gubernur (Cagub) Sultra Andi Sumangerukka (ASR). Ia menyesalkan aksi tidak terpuji yang menyasar seorang ibu di Desa Mabodo, Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna, yang dipaksa membuat video klarifikasi di bawah tekanan.
Ruslan, sosok nasional asal Buton, menyatakan bahwa tindakan intimidasi tersebut sangat memalukan, terutama karena ibu tersebut hanya menyampaikan kejujuran. "Apa yang disampaikan ibu itu murni, tanpa paksaan. Kalau memang uang dan beras yang dijanjikan belum diberikan, ya penuhi janji tersebut. Ini fakta, ibu itu bersumpah bahwa barang yang dijanjikan tidak ada. Mengintimidasi ibu-ibu seperti ini adalah tindakan yang memalukan," ujar Ruslan.
Insiden ini bermula dari video viral seorang ibu yang mengaku merasa tertipu oleh Tim Pemenangan Cagub ASR. Dalam video tersebut, ibu berjilbab coklat itu menyampaikan isi hatinya dengan pengeras suara di tengah acara silaturahmi yang juga dihadiri mantan Gubernur Sultra Nur Alam dan Ruslan Buton. Sang ibu mengungkapkan bahwa dirinya dijanjikan uang dan beras selama lima bulan berturut-turut, namun hingga kini janji tersebut tidak dipenuhi.
Setelah video itu menyebar luas di berbagai grup WhatsApp di Sultra, diduga sejumlah oknum dari Tim Pemenangan ASR mendatangi ibu tersebut dan memaksanya membuat video klarifikasi. Mereka dikabarkan memaksa sang ibu untuk membaca pernyataan yang telah disiapkan.
Ruslan, yang berada di lokasi acara saat curhatan ibu itu disampaikan, langsung bereaksi saat mendengar adanya tindakan intimidasi tersebut. "Saya ada di tempat saat ibu ini menyampaikan keluhannya. Saya saksikan langsung. Begitu mendengar ibu ini mendapat intimidasi, saya langsung ke sini untuk memberikan dukungan dan penguatan. Ibu ini sudah jujur, jadi jangan takut. Ke depannya, saya akan berdiskusi dengan tim pengacara untuk menindaklanjuti masalah ini," ujar Ruslan.
Kasus ini mengundang perhatian publik dan menjadi sorotan terkait etika politik serta pentingnya menjaga suasana kampanye yang damai dan menghormati hak warga untuk menyuarakan pendapat.