YOGYAKARTA - Anies Baswedan berencana membentuk wadah baru. Kemungkinan besar wadah baru yang dibentuk bukan partai politik, melainkan sebuah organisasi masyarakat (ormas). Keberadaan ormas diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyebarluaskan gagasan dan visi kebangsaan yang dimiliki oleh Anies dan para pendukungnya.
Langkah ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari Sudjono Ragil Santosa, mantan guru Anies saat di SMPN 5 Yogyakarta. Sudjono, yang mengenal Anies sejak usia remaja, melihat adanya semangat pembaruan yang selalu dibawa oleh mantan muridnya ini.
Sudjono merasa bangga dengan perjalanan Anies dan menilai langkah mendirikan ormas ini selaras dengan prinsip pendidikan yang dianutnya. "Saya Tut Wuri Handayani, atau memberikan dorongan dan dukungan dari belakang," ungkapnya.
“Sebagai orang tua, saya tentu mendukung apapun yang dilakukan oleh murid saya seperti Mas Anies. Prinsip Ki Hadjar Dewantara sangat relevan, terutama di era sekarang," katanya saat dihubungi Rabu, 13 November 2024.
Menurut Sudjono, saat ini publik membuutuhkan pemimpin yang mengutamakan kepentingan bersama di atas ambisi politik pribadi,” ujar Sudjono, yang tampak bersemangat membicarakan sosok yang dianggapnya sebagai murid teladan.
Meskipun mendukung penuh langkah Anies, Sudjono juga mengutarakan kekhawatirannya terkait adanya oknum atau pihak tertentu yang berpotensi mendompleng popularitas Anies untuk kepentingan sempit. "Saya itu masih trauma dengan kejadian atau fenomena politik praktis yang kerap memanfaatkan figur-figur populer untuk tujuan kelompok tertentu," ungkapnya.
“Trauma itu ada. Apalagi, saya melihat ada pihak-pihak yang seperti ‘memaksa’ agar Anies membentuk partai politik, padahal niat utamanya adalah membangun wadah yang lebih netral, tidak partisan, dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas,” jelas mantan guru BP ini.
Dia menilai, fenomena dompleng popularitas terhadap Anies terlihat saat menjelang dan setelah Pilpres 2024. Partai pengusung Anies mendapatkan dukungan signifikan hingga perolehan kursi di DPR RI semua meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Namun, setelah itu, Anies ditinggalkan oleh partai pengusungnya.
Sementara itu, pilihan Anies untuk tidak mendirikan partai politik mungkin mengejutkan sebagian pihak, terutama para pendukung yang mengharapkan mantan menteri pendidikan ini bisa menjadi wajah baru di ranah politik.
Namun, menurut beberapa pengamat, keputusan ini bisa menjadi cerminan kehati-hatian Anies dalam menentukan peran yang ingin ia mainkan di tengah dinamika politik Indonesia yang sedang anomali.
"Ormas diyakini memiliki fleksibilitas dan kebebasan yang lebih besar dibandingkan partai politik, terutama dalam menggerakkan program-program yang bersifat sosial dan edukatif tanpa dibatasi oleh kepentingan politik," kata pengamat politik Khamim Zarkasih Putro.